Reflek pada bayi baru lahir adalah gerakan atau tindakan yang tidak disengaja. Artinya, bayi melakukan suatu gerakan secara spontan tanpa ia pikirkan atau rencanakan terlebih dulu.
Namun, Mama tidak perlu khawatir. Refleks merupakan bagian normal dari perkembangan kognitif si Kecil.
Yuk, kenali macam-macam reflek pada bayi baru lahir beserta fungsinya agar Mama bisa pantau terus tumbuh kembangnya!
Apa itu reflek pada bayi?
Reflek pada bayi baru lahir adalah gerakan yang bersifat spontan alias tidak disengaja atau tidak direncanakan. Beberapa gerakan terjadi sebagai bagian dari aktivitas normal si Kecil. Lainnya adalah respons terhadap stimulasi atau rangsangan tertentu dari luar.
Sebagai contoh, ketika Mama memasukkan jari ke dalam mulut bayi dan seketika ia merespon dengan mengisapnya. Contoh lainnya adalah ketika Mama menyentuh telapak tangan si Kecil, ia akan memberikan respon dengan menggenggamnya erat-erat.
Adanya refleks menunjukkan hubungan antar otak dan saraf-saraf tubuh berjalan baik. Sebaliknya, kurangnya reflek pada bayi terkadang dapat menandakan masalah dengan otak atau sistem saraf.
Apa saja macam-macam reflek pada bayi?
Ada banyak macam reflek pada bayi baru lahir yang ditunjukkan di beberapa minggu pertamanya. Masing-masing refleks pun memiliki fungsi yang berbeda.
Beberapa reflek pada bayi baru lahir akan tetap ada selama berbulan-bulan, sementara yang lain bisa hilang dalam beberapa minggu. Beberapa refleks hanya terjadi pada periode perkembangan tertentu.
Berikut adalah macam-macam reflek pada bayi baru lahir yang bisa Mama perhatikan:
1. Rooting reflex (reflek menoleh)
Rooting reflex atau root reflex adalah refleks yang dilakukan bayi baru lahir ketika sudut mulutnya dibelai atau saat sudut mulutnya tersentuh oleh puting susu Mama.
Ketika Mama menyentuh sudut mulutnya, si Kecil akan menolahkan kepalanya ke arah sentuhan dan membuka mulutnya untuk mencari puting.
Reflek rooting pada bayi baru lahir berfungsi untuk membantunya mulai menyusu.
Rooting reflex berlangsung sampai usia bayi 4 bulan.
Baca Juga: Bayi Muntah Setelah Menyusu, Apakah Dipengaruhi oleh Refleks?
2. Sucking reflex (refleks mengisap)
Seperti namanya, sucking reflex membantu bayi untuk mengisap. Sucking reflex awalnya berkembang dari reflek rooting. Saat atap mulutnya disentuh, si Kecil akan mulai mengisap.
Refleks mengisap membantu mengatur ritme mengisap, bernapas, dan menelan.
Refleks ini dimulai pada sekitar minggu ke-32 kehamilan dan tidak sepenuhnya berkembang sampai sekitar usia kehamilan 36 minggu. Oleh karena itu, bayi prematur mungkin memiliki kemampuan mengisap yang lemah atau belum matang.
Refleks sucking akan semakin kuat semakin sering ia melakukannya, dan bisa berubah menjadi kebiasaan mengisap ibu jari.
3. Moro reflex (refleks moro)
Ma, pernah kebingungan melihat si Kecil yang tiba-tiba terhentak kaget dan menangis saat mendengar suara pintu ditutup? Padahal, suara itu tidak terdengar keras bagi kita. Ini adalah contoh refleks moro pada bayi baru lahir.
Reflek moro pada bayi disebut juga dengan refleks kaget. Sebab, refleks moro biasanya muncul ketika bayi dikejutkan dengan suara keras atau gerakan yang tiba-tiba. Tangisan bayi sendiri bahkan dapat mengejutkannya dan memicu refleks ini. Reflek ini juga yang membuat bayi sering terlihat kaget saat tidur.
Bayi yang kaget akan spontan menarik kepalanya ke belakang, menjulurkan tangan dan kakinya, menangis, lalu kemudian menarik kembali lengan dan kakinya.
Refleks moro biasanya akan hilang saat bayi berusia 2 bulan.
4. Tonic neck reflex
Refleks tonik leher kadang disebut dengan fencing position karena bayi berpose mirip atlet anggar. Refleks ini biasanya terjadi saat bayi berbaring telentang. Si Kecil akan menolehkan kepalanya ke satu sisi dengan tangan terentang.
Jika kepala menoleh ke kanan, lengan kanan akan meregang lurus ke kanan seperti sedang memegang pedang anggar sementara lengan kirinya menekuk di siku.
Tonic neck reflex berfungsi untuk mempersiapkan bayi mengembangkan otot yang dibutuhkan untuk menggapai atau meraih sesuatu ketika mereka berusia sekitar 4 bulan.
Refleks ini juga membantu bayi keluar dari rahim saat persalinan dan mengembangkan koordinasi tangan-mata.
Refleks moro dan reflek tonik leher harus ada secara merata di kedua sisi tubuh. Jika Mama memperhatikan bahwa refleks si Kecil tampak berbeda di kedua sisi, atau refleksnya hanya muncul di satu sisi tubuh lebih baik daripada yang lain, segera konsultasikan ke dokter.
Mama juga bisa bertanya langsung ke Nutriclub Expert Advisor seputar masalah refleks yang ditunjukkan oleh bayi.
5. Grasping reflex (refleks menggenggam)
Kalau jari Mama pernah tiba-tiba digenggam kuat oleh si Kecil saat sedang membelainya, sebetulnya ia sedang menunjukkan grasping reflex.
Refleks ini juga bisa muncul saat Mama menggelitik telapak kaki bayi. Karena merasa geli atau terkejut, si Kecil langsung melengkungkan jari-jari kakinya.
Dalam beberapa hari pertama setelah lahir, genggaman bayi akan terasa sangat kuat karena ia tidak memiliki kendali atas respons ini. Refleks pegangan bahkan akan terasa lebih kuat pada bayi prematur. Namun, ia bisa melepaskannya secara tiba-tiba.
Refleks genggaman tangan biasanya akan berlangsung sampai sekitar usia 6 bulan, sementara refleks genggaman kaki berlangsung hingga 9-12 bulan.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Mainan untuk Stimulasi Bayi 0-12 Bulan
6. Refleks Babinski
Reflek Babinski pada bayi bisa Mama lihat ketika telapak kakinya dielus atau dibelai. Karena merasa asing dengan sensasi itu, jempol kaki si Kecil akan tertekuk ke belakang dan jari-jari lainnya akan melebar menjauh.
Refleks Babinski biasanya berlangsung hingga usia anak 1-2 tahun. Setelah usia 2 tahun, refleks Babinski seharusnya tidak ada lagi pada anak.
Jika si Kecil masih menunjukkan refleks Babinski setelah ia berusia 2 tahun, ini mungkin pertanda ada masalah pada sistem saraf pusatnya.
7. Step reflex atau walking reflex
Stepping reflex atau walking reflex biasa juga disebut dengan dancing reflex. Refleks stepping adalah jenis reflek pada bayi yang akan membantunya merangkak ke payudara setelah melahirkan ketika dibaringkan di perut Mama.
Refleks walking biasanya muncul ketika Mama membuat bayi berdiri dalam posisi tegak dan kakinya menapak lantai. Reflek ini membuat bayi secara spontan menempatkan satu kaki di depan yang lain sehingga terlihat seperti akan melangkah atau menari.
Refleks stepping akan hilang setelah usia bayi 2 bulan, kemudian muncul lagi menjelang akhir tahun pertama untuk menunjukkan kesiapan belajar berjalan.
Apa yang terjadi jika bayi tidak dapat melakukan refleks?
Macam-macam reflek pada bayi baru lahir ada untuk membantu si Kecil bertumbuh kembang. Terutama pada refleks tonik leher, reflek genggaman, refleks Moro, refleks Babinski, dan refleks walking yang menggunakan setiap bagian tubuh.
Penting untuk mengetahui bahwa semua jenis refleks ini terjadi simetris, alias terlihat pada kedua sisi tubuh. Jika refleks tidak sama kuat atau cepat di kedua sisi tubuh, mungkin ada masalah dengan sistem saraf pusat si Kecil. Konsultasikan dengan dokter jika Mama melihat reflek pada bayi tidak berfungsi optimal.
Menjadi orang tua baru tentu merupakan pengalaman yang mengesankan sekaligus tantangan baru bagi Mama. Tenang, Mama tidak sendiri! Yuk, simak dan dapatkan ilmu-ilmu berharga dari obrolan para mama baru bersama parenting experts di Podcast Exclusive MyNutriclub