Pada usia tumbuh kembang, berat badan menjadi salah satu indikator penting kesehatan dan perkembangan anak, apakah berjalan normal atau tidak.
Dampak Berat Badan Kurang terhadap Perkembangan Anak
Anak yang sehat biasanya memiliki berat badan ideal. Berat badan ideal bisa dicapai tentunya dengan gizi yang baik. Anak dianggap mendapatkan gizi yang baik dan pertumbuhan normal jika pertambahan umur diikuti dengan pertambahan berat badan sesuai standar internasional yang ditetapkan badan kesehatan dunia, WHO.
Namun, masih ada sebagian anak yang mengalami masalah berat badan kurang. Di Indonesia saja, berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi berat badan kurang (underweight) masyarakat Indonesia cenderung naik dari 18,4% pada 2007 menjadi 19,6% pada 2013. Tak hanya itu, data penilaian status gizi tahun 2015 menunjukkan angka yang cukup tinggi, 18,8% yang terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 14,9% gizi kurang.
Kondisi tersebut mengkhawatirkan. Berat badan kurang pada anak perlu mendapat perhatian serius. Ketika berat badan anak di bawah ideal atau stagnan dalam jangka waktu lama, segera konsultasikan pada dokter anak atau dokter anak sub spesialis tumbuh kembang anak.
Pasalnya, kekurangan berat badan berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan dan gangguan pertumbuhan.
Masalah Kesehatan yang Disebabkan Berat Badan Kurang
Gampang sakit atau terkena Infeksi
Studi menemukan hubungan antara peningkatan infeksi dan kekurangan berat badan. Malnutrisi dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan juga menyebabkan anak menjadi kurus.¹
Meningkatnya risiko infeksi tentu berpengaruh terhadap kesehatan anak. Anak akan jadi gampang sakit dan kesembuhannya kemungkinan lebih lama dibandingkan anak yang memiliki berat badan ideal. Karena itu tidak mengherankan jika WHO menyebutkan bahwa anak yang malnutrisi seperti yang tercermin dari berat badan yang kurang, dapat meningkatkan risiko kematian.
Perkembangan terlambat
Keterlambatan perkembangan dapat dilihat pada anak-anak yang kurus, terutama anak-anak di bawah usia 3 tahun di mana pada usia itu otak berkembang dengan cepat. Otak membutuhkan nutrisi untuk berkembang dengan baik. Anak-anak yang kurus mungkin kehilangan nutrisi penting karena kekurangan gizi dan malabsorpsi.Itu dapat memengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan penundaan dalam fase perkembangan.²
Memengaruhi kognitif dan prestasi akademik
Berdasarkan penelitian, anak-anak dengan berat badan kurang, memiliki tingkat kognitif dan skor prestasi akademik yang lebih rendah pada usia sekolah, dibandingkan anak-anak dengan berat badan normal. ³
Pertumbuhan fisik terhambat
Pada penelitian yang sama juga terlihat bahwa anak yang mengalami masalah kekurangan berat badan, menunjukkan ukuran fisik yang lebih rendah dibandingkan anak dengan berat badan ideal.
Untuk meningkatkan berat badan anak, Anda perlu memperbaiki asupan nutrisinya dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang. Bila perlu, Anda bisa memberikan formula padat nutrisi yang menyediakan energi 1.5 kkal/ml untuk meningkatkan berat badan anak dan status gizinya. Hasil uji klinis membuktikan asupan formula padat nutrisi dapat meningkatkan berat badan anak dalam 4 minggu. 4