Tabel tinggi badan anak menurut usia penting diketahui supaya gangguan tumbuh kembang dapat dideteksi sedini mungkin dan segera mendapatkan intervensi. Mama bisa temukan tabelnya di sini.
Tabel Tinggi Badan Anak Menurut Usia dari WHO
WHO mengeluarkan tabel tinggi badan anak menurut usia untuk memudahkan orangtua memantau pertumbuhan anak. Berikut detailnya:
Tabel tinggi badan ideal anak perempuan usia 1-5 tahun
Usia |
Tinggi Badan |
|
Batas bawah |
Batas atas |
|
1 tahun |
68,9 cm |
81,7 cm |
2 tahun |
80,0 cm |
96,1 cm |
3 tahun |
87,4 cm |
106,5 cm |
4 tahun |
94,1 cm |
115,7 cm |
5 tahun |
99,9 cm |
123,7 cm |
Tabel tinggi badan ideal anak laki-laki usia 1-5 tahun
Usia |
Tinggi Badan |
|
Batas bawah |
Batas atas |
|
1 tahun |
71,0 cm |
82,9 cm |
2 tahun |
81,7 cm |
97,0 cm |
3 tahun |
88,7 cm |
107,2 cm |
4 tahun |
94,9 cm |
115,9 cm |
5 tahun |
100,7 cm |
123,9 cm |
Anak laki-laki dan perempuan punya batas ideal yang sedikit berbeda. Pertumbuhan tinggi setiap anak pun memang bisa berbeda-beda.
Namun jika tinggi si Kecil ternyata sangat kurang dari nilai batas bawahnya, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi pertumbuhan dan mencari tahu penyebabnya, ya.
Pentingnya Memantau Tinggi Badan Anak
Tinggi badan bisa menjadi indikator penting untuk menilai status gizi anak dan kondisi kesehatannya. Dengan begitu, Mama bisa tahu apakah kebutuhan nutrisi si Kecil sudah tercukupi atau perlu dievaluasi.
Kekurangan nutrisi bukan hanya membuat tubuh anak lebih pendek, tapi juga dapat menghambat perkembangan kecerdasannya.
Karena itu, jangan sampai abai memperhatikan pertumbuhan tinggi badan anak di setiap tahapan usianya.
Dengan melihat tabel pertumbuhan WHO, Mama bisa lebih cepat mendeteksi gangguan pertumbuhan pada anak. Jika ada masalah, penanganan bisa dilakukan sejak dini saat kondisinya masih mudah diperbaiki.
Baca Juga: Berapa Tinggi Badan Anak Stunting?
Faktor yang Memengaruhi Tinggi Badan Anak
Sebetulnya, genetik berpengaruh besar dalam menentukan tinggi badan. Namun, ada juga faktor lain yang memengaruhi tinggi badan anak, seperti:
- Jenis kelamin. Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.
- Asupan nutrisi. Nutrisi adalah faktor eksternal yang juga berperan penting dalam tinggi badan anak.
- Kondisi kesehatan. Anak dengan kondisi kesehatan yang kurang baik memengaruhi penyerapan nutrisinya sehingga cenderung bertubuh lebih pendek.
- Hormon. Ketidakseimbangan hormon bisa memengaruhi tinggi badan anak.
- Aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat merangsang hormon pertumbuhan yang membantu mengoptimalkan tinggi badan.
- Kualitas tidur. Kurang tidur berisiko menyebabkan anak bertubuh lebih pendek.
Cara Agar Anak Tambah Tinggi Sesuai Standar WHO
Di rumah, Mama bisa bantu optimalkan pertumbuhan si Kecil agar sesuai dengan tabel tinggi badan anak menurut usia dengan cara:
1. Lengkapi Nutrisi untuk Pertumbuhan
Seperti yang tadi sudah kita bahas, asupan nutrisi punya peran penting untuk tinggi badan si Kecil. Jadi, pastikan Mama memberikan asupan nutrisi yang dapat menambah tinggi badan anak berikut ini:
- Protein, dari daging sapi, daging ayam, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
- Vitamin D, dari tuna, sarden, mackerel, dan keju.
- Kalsium, dari salmon, sarden, kacang kedelai, kale, brokoli, jeruk, yogurt, keju, dan susu.
Selain dari makanan, Mama juga bisa lengkapi asupan nutrisi si Kecil dari susu pertumbuhan yang terfortifikasi.
Menurut AAP (American Academy of Pediatric), anak usia 1-2 tahun perlu mengonsumsi 480 ml susu (2 gelas per hari) sedangkan anak usia 3-5 tahun butuh 720 ml susu (2-3 gelas per hari).
Pilih susu formula pertumbuhan yang teruji klinis dirancang secara saintifik dengan Double Biotics FOS:GOS dan DHA & EPA yang lebih tinggi untuk dukung daya tahan tubuh dan kemampuan berpikir si Kecil agar siap menang.
2. Melakukan Aktivitas Fisik secara Rutin
Aktivitas fisik dapat membantu memperkuat tulang dan otot serta merangsang hormon pertumbuhan. Anak-anak sebaiknya melakukan olahraga rutin selama 1 jam supaya perkembangan fisik anak optimal.
Jenis aktivitas fisik yang dapat si Kecil lakukan, antara lain:
- Lompat tali
- Berenang
- Bergelantungan di monkey bar
Baca Juga: 9 Ciri Anak Stunting dan Cara Mengatasinya
3. Ajari Anak Kebiasaan Sehat
Beberapa kebiasaan sehat juga bisa membuat tinggi badan anak lebih terlihat. Ajari si Kecil untuk memiliki postur tubuh yang tegap sehingga tinggi badan si Kecil yang sesungguhnya lebih terlihat.
Mama perlu rajin mengingatkan dan mengoreksi anak ketika ia terlihat duduk atau berdiri dengan bahu yang membungkuk.
Jangan lupa juga untuk memastikan waktu tidur anak cukup ya, Ma. Saat tidur, hormon pertumbuhan (HGH) yang memengaruhi tinggi badan akan bekerja secara optimal.
Baca Juga: 7 Aturan yang Wajib Dilakukan Sebelum Tidur agar Anak Lebih Nyenyak
Itulah sejumlah cara yang dapat Mama lakukan di rumah untuk bantu optimalkan tinggi badan si Kecil sehingga sesuai dengan tabel tinggi badan anak menurut usia yang diterbitkan WHO.
Kapan Harus Khawatir dengan Pertumbuhan Anak?
Pertumbuhan anak memang berbeda-beda, namun ada saatnya orang tua perlu lebih waspada.
Bila tinggi badan anak sangat di bawah standar, sebaiknya segera ke dokter untuk memastikan kemungkinan gangguan tumbuh kembang yang mesti diwaspadai.
Beberapa hal lain yang bisa menjadi sinyal adanya gangguan pertumbuhan pada anak antara lain:
- Berat badan atau tinggi badan anak tidak bertambah dalam beberapa bulan.
- Pertumbuhan anak jauh lebih lambat dibandingkan teman seusianya.
- Proporsi tubuh tampak tidak seimbang (misalnya kepala terlalu besar atau tubuh terlalu pendek).
- Anak sering tampak lemas, kurang aktif, atau tidak bersemangat bermain.
- Perubahan pola makan yang drastis atau gangguan pencernaan yang berkepanjangan.
Semoga artikel ini membantu ya, Ma! Jika masih butuh insight dari ahli di tengah kesibukan, Jangan ragu untuk diskusi langsung dengan Nutriclub Expert Advisor – tim ahli terpercaya di bidang nutrisi, parenting, dan tumbuh kembang anak. Hadir 24/7 untuk bantu Mama, gratis dan tanpa perlu buat janji.