Penting bagi Mama mengetahui berapa tinggi badan anak stunting yang umumnya ditandai perawakan pendek. Lantas, apakah badan anak pendek pasti stunting dan apakah bisa menambah tingginya?
Tinggi Badan Anak Stunting
Tinggi badan anak stunting dapat dideteksi setelah mengetahui tinggi badan anak normal, sebagai berikut:
- Anak laki-laki 1 tahun: 71,0-82,9 cm
- Anak perempuan 1 tahun: 68,9-81,7 cm
- Anak laki-laki 2 tahun: 81,7-97,0 cm
- Anak perempuan 2 tahun: 80-96,1 cm
Tinggi badan anak stunting berada di bawah minus 2 standar deviasi (SD) grafik pertumbuhan WHO.
Bisa disimpulkan bahwa tinggi badan anak laki-laki 1 tahun yang stunting adalah <71,0 cm. Sementara tinggi badan anak perempuannya, <68,9 cm.
Apakah Anak Pendek Pasti Stunting?
Anak yang pendek (stunted) belum tentu stunting. Selain perawakan pendek, ada beberapa ciri anak stunting yang bisa Mama perhatikan:
- Pertumbuhan dan perkembangan berjalan lambat.
- Wajah terlihat lebih muda dari anak sebayanya.
- Berat badan susah naik.
- Susah fokus dan punya daya ingat yang buruk.
- Cenderung pendiam.
- Pertumbuhan gigi lambat.
- Anak gampang terserang infeksi dan jatuh sakit.
Bila tubuh anak pendek tapi tidak mengalami gejala tersebut, artinya ia tumbuh normal dan masih bisa mengejar tinggi yang ideal, seiring berjalan waktu.
Untuk dapat memastikan apakah anak stunting atau normal, periksakan tumbuh kembang anak secara rutin ke dokter ya, Ma!
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Stunting pada Anak dan Cara Mencegahnya
Apakah Anak Stunting Bisa Kembali Normal?
Dijelaskan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), stunting merupakan tanda adanya kekurangan gizi kronik yang dapat mengganggu pertumbuhan otak dan mengganggu fungsi kognitif anak.
Bila dibiarkan, stunting berisiko tinggi terkena diabetes, obesitas, dan jantung koroner di masa depan. Di usia sekolah, anak stunting bisa sering sakit dan cenderung mengalami kesulitan belajar.
Menurut IDAI, tinggi badan anak stunting masih dapat diatasi bila belum menginjak usia 2 tahun. Usaha perbaikan ini memang tidak mudah. Diperlukan ketekunan, serta dukungan Papa dan keluarga.
Perawatan untuk Anak Stunting
Stunting bisa disebabkan gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi tidak memadai. Ini adalah beberapa hal yang bisa Mama terapkan dalam perawatan anak stunting:
1. Cukupi Kebutuhan Gizi
1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) merupakan masa terpenting memenuhi kebutuhan gizi anak, supaya ia bisa tumbuh sehat sesuai dengan usianya.
Menurut WHO, pemberian MPASI harus memenuhi empat hal:
- Ketepatan waktu: memberikan MPASI dimulai di usia 6 bulan.
- Adekuat: memenuhi kebutuhan gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan mikro (zat besi, seng, vitamin).
- Aman: higienis dan disimpan dengan baik agar tidak basi.
- Diberikan dengan benar: Mama harus memperhatikan sinyal lapar dan kenyang anak.
Memantau dan menghitung status gizi anak tentunya sangat penting dilakukan, demi menghindari hingga mengoreksi kondisi stunting.
2. Memberikan ASI Eksklusif
Berikan ASI secara eksklusif pada anak supaya kebutuhan nutrisinya optimal.
Mama perlu memperhatikan posisi menyusui yang benar pula, agar jumlah ASI yang diminum anak bisa maksimal. Oh ya, Mama dapat melanjutkan pemberian ASI hingga si Kecil berusia 2 tahun.
3. Suplemen untuk Anak
Untuk membantu pemenuhan gizi agar si Kecil tidak stunting, Mama bisa memberikan nutrisi tambahan berupa suplemen.
Biasanya, suplemen yang disarankan adalah vitamin A, zat besi, seng, dan yodium. Pastikan Mama sudah berkonsultasi terlebih dahulu mengenai dosis dan jenis suplemen pada dokter, ya!
4. Pantau Perkembangan Anak
Memantau tumbuh kembang anak sangatlah penting untuk mencegah stunting. Bila indikasi stunting terlihat sejak dini, dokter bisa segera memberikan intervensi.
IDAI menyarankan agar anak melakukan pengecekan ke dokter setiap bulan sampai usianya 1 tahun, lalu setiap 3 bulan sampai usianya 3 tahun.
5. Pastikan Imunisasi Lengkap
Salah satu penyebab stunting adalah infeksi penyakit yang terjadi berulang. Oleh sebab itu, Mama perlu melengkapi semua imunisasi anak sesuai jadwal, setidaknya melengkapi imunisasi dasar untuk mencegah infeksi.
6. Biarkan Anak Aktif Bergerak
Bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi, selanjutnya aktivitas fisik dapat memperkuat otot dan tulang si Kecil, merangsang pertumbuhan dan bisa menambah tinggi badan anak.
Ajaklah anak melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, kejar-kejaran, main lompat tali, atau jogging di sekitar rumah.
Pastikan si Kecil melakukan aktivitas fisik atau berolahraga selama 1 jam setiap hari.
7. Pola Hidup Bersih
Sanitasi dan kebersihan tidak kalah penting sebagai salah satu cara menangani stunting, karena bisa mencegah anak terinfeksi berulang atau mudah terserang penyakit.
Ajarkan si Kecil menerapkan kebiasaan baik seperti mencuci tangan sebelum dan setelah makan, juga setelah buang air.
8. Pastikan Anak Tidur Cukup
Kurang tidur bisa mengganggu pertumbuhan si Kecil. Alasannya, karena hormon pertumbuhan, bekerja lebih efektif saat si Kecil tertidur lelap di malam hari.
Dalam jangka panjang, kurang tidur pada anak, besar kemungkinannya mengganggu pertumbuhan tinggi dan berat badan. Oleh karena itu, selalu pastikan si Kecil tidak sering tidur larut malam.
Baca Juga: 8 Jenis Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Harus Diwaspadai
Itu dia penjelasan tinggi badan anak stunting dan apa saja yang dapat Mama lakukan untuk mengatasinya.
Bila Mama membutuhkan konsultasi cepat dan terpercaya mengenai pertumbuhan si Kecil, Mama dapat menghubungi Nutriclub Expert Advisor, gratis!
Lewat Nutriclub Expert Advisor, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter dan tenaga ahli lainnya tentang nutrisi anak, stimulasi, dan serba-serbi parenting lainnya.