Kenali macam-macam penyebab anak susah makan supaya Mama dapat mengatasi permasalahan ini dengan tepat dan efektif. Berikut ulasannya.
Penyebab Anak Susah Makan
Faktor utama penyebab anak susah makan adalah pola pemberian makan yang kurang tepat. Selain itu, ada faktor-faktor lain yang juga membuat anak usia dini susah makan, yaitu:
1. Pola Makan yang Sulit Diprediksi
Anak usia dini sering memiliki fase makan yang sulit diprediksi. Salah satu contohnya adalah fase makanan favorit.
Jadi dalam satu minggu ini, ia sangat suka makan nasi dengan lauk telur mata sapi. Tidak mau dicampur makanan lain. Namun, di minggu berikutnya ia tidak lagi mau menyentuh menu ini.
2. Ingin Terlihat Mandiri
Anak terkadang menolak makanan yang Mama sajikan karena ia ingin menunjukkan dirinya sebagai individu mandiri.
Terkadang ia melakukan hal ini juga sebagai caranya untuk “mengetes” seberapa jauh ia bisa melawan batasan yang telah Mama tetapkan.
Mama tidak perlu khawatir dan memaksanya untuk makan, karena hal ini merupakan fase normal dari perjalanan tumbuh kembang anak usia dini.
3. Terlalu Banyak Minuman Manis
Terlalu banyak mengonsumsi minuman seperti jus buah, susu kemasan, teh kemasan, atau minuman bersoda akan membuat si Kecil merasa kenyang dan menolak makan.
Sebab, minuman tersebut tinggi akan gula. Selain membuat anak susah makan, minuman tinggi gula akan menaikkan risiko gigi berlubang dan obesitas di kemudian hari.
4. Terlalu Banyak Camilan
Pemberian camilan terus-menerus atau terlalu dekat dengan waktu makan utama dapat membuat perut anak terasa kenyang.
Ketika perut kenyang, selera makannya dengan otomatis hilang. Selain itu, camilan juga cenderung tinggi gula dan garam.
Kedua rasa tersebut sangat “nagih” dan membuat preferensi si Kecil terhadap makanan sehat berkurang. Ia jadi hanya ingin makan camilan lagi dan lagi.
Baca Juga: Panduan Makan Anak 1 Tahun, Porsi, Frekuensi dan Ide Menu
5. Kebiasaan Buat Camilan sebagai Hadiah
Terkadang orang tua merasa frustasi dan mencari jalan pintas supaya anak mau makan. Salah satunya adalah mengiming-imingi anak dengan camilan favoritnya.
Pada awalnya hal ini mungkin akan berhasil. Namun, lama-kelamaan anak akan menggunakannya sebagai “senjata” untuk mendapatkan camilan.
Ketika si Kecil mendapatkan camilan dan memakannya, perutnya akan terasa kenyang tanpa perlu mengonsumsi makanan utama yang rasanya kurang “enak”.
6. Sering Mengemut Makanan
Anak usia dini sangat sering mengemut makanan di dalam mulutnya. Hal ini dapat membuat waktu makan berlangsung sangat lama, bahkan lebih dari 1 jam.
Mengemut lama dapat membuat anak susah makan karena masih merasa kenyang saat waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, kebiasaan ini juga tingkatkan risiko kerusakan gigi anak.
Mengemut makanan biasanya disebabkan oleh keinginan orang tua agar anak makan hingga selesai. Padahal, si Kecil merasa bosan terhadap makanan yang diberikan.
7. Kurang Bergerak
Anak mungkin terbiasa menghabiskan waktu untuk bermain dengan smartphone atau tablet. Alhasil, ia terlalu banyak duduk dan tiduran sepanjang hari.
Kebiasaan kurang bergerak aktif inilah yang membuat masih banyak energi tersimpan di dalam tubuhnya. Dengan begitu, perut si Kecil terasa tidak terlalu lapar saat jadwal makan tiba.
Baca Juga: 6 Ide Aktivitas Stimulasi untuk Anak Usia 1 Tahun
8. Merasa Kelelahan
Layaknya orang dewasa, anak mungkin malas makan karena merasa sangat lelah setelah beraktivitas sepanjang hari, terlewat jam tidur siangnya, atau kurang tidur di malam hari.
Apabila anak terlalu lelah berkegiatan, mungkin ia akan lebih rewel ketika waktu makan tiba atau lebih memilih untuk tidur.
Akibatnya, anak susah makan secara optimal atau melewatkan jadwal makan. Apabila terlalu sering, tubuhnya tidak mendapat nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.
9. Anak Sedang Sakit
Saat tidak enak badan, si Kecil pasti merasa sangat tidak nyaman sehingga nafsu makannya menurun tajam. Berikut masalah kesehatan yang mungkin dapat memengaruhi nafsu makan:
-
Batuk-pilek.
-
Radang tenggorokan.
-
Sariawan.
-
Sembelit.
-
Perut kembung.
-
Muntah-muntah.
-
Sakit perut.
10. Anak Picky Eater
Terkadang si Kecil merasa “asing” dan “takut” dengan bentuk, warna, aroma, tekstur, ukuran, atau cita rasa makanan.
Rasa “asing” dan “takut” tersebut kadang membuat anak hanya mau makan beberapa jenis makanan yang sama. Sangat sulit mengenalkan jenis makanan baru padanya.
Padahal, agar asupan nutrisi hariannya terpenuhi, anak perlu mengonsumsi makanan yang bervariasi. Mulai dari daging, seafood, kacang-kacangan, sayuran, buah, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 15 Makanan Bergizi untuk Anak yang Tinggi Nutrisi
Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Menakut-nakuti hingga memaksa anak makan bukanlah solusi terbaik yang dapat Mama lakukan. Alih-alih melakukan hal tersebut, Mama bisa coba terapkan cara berikut ini:
1. Buat Jadwal Makan Teratur
Mama perlu buat jadwal makan yang dilakukan secara konsisten agar anak mengenal rasa lapar-kenyang. Gunakan waktu pengosongan lambung sebagai patokan pembuatannya.
Menurut IDAI, lambung anak umumnya akan kosong dalam waktu sekitar 200 menit setelah mengonsumsi makanan padat dan 150 menit setelah mengonsumsi makanan cair.
Jadi, kalau jadwal sarapan jatuh pada pukul 08.00, maka waktu ideal untuk makan siang adalah 3 jam kemudian, yaitu pukul 12.00. Kemudian, batasi durasi makan maksimal 30 menit.
2. Berikan Porsi Kecil
Anak susah makan bisa jadi karena porsi yang diberikan terlalu besar. Sebab, ia merasa kewalahan dan takut tidak dapat menghabiskan makanan.
Maka itu, Mama bisa memberikan makanan dalam porsi kecil terlebih dahulu. Umumnya, ia akan meminta porsi tambahan jika masih merasa lapar.
Metode ini juga dipercaya dapat meningkatkan kemampuan si Kecil mengenal rasa lapar dan kenyang mereka.
3. Sabar Mengenalkan Makanan Baru
Jika Mama memberi makanan baru, bisa jadi anak tidak akan langsung menyukainya. Hal ini normal terjadi dan Mama tidak boleh menyerah.
Anak memang perlu waktu untuk bisa memakan dan menyukai rasa makanan baru. Rata-rata proses pengenalan ini membutuhkan paling tidak sebanyak 10-15 kali.
Namun, jangan paksa anak untuk menyukai suatu makanan. Singkirkan jika setelah berkali-kali mencoba ia tetap tidak bisa menerimanya. Ganti dengan makanan lain yang nilai gizinya mirip.
Baca Juga: Menu Makan Anak 1 Tahun dan Nutrisi yang Harus Dipenuhinya
4. Sajikan Bersama Makanan Favorit
Sajikan makanan baru bersama dengan makanan yang sudah dikenal dan disukai si Kecil. Kemudian, biarkan ia memilih dan mengeksplor makanan apa yang diinginkan.
Usahakan Mama tidak memberikan kritikan akan makanan apa yang dimakan dan tidak dimakan oleh si Kecil. Cukup berikan contoh untuk memakannya.
Sebab, kritikan dapat membuat si Kecil mengasosiasikan waktu makan sebagai aktivitas yang tidak menyenangkan. Apabila hal ini terjadi, si Kecil bisa jadi semakin sulit makan.
5. Variasikan Rasa dan Tekstur Makanan
Terkadang anak susah makan karena bosan dengan rasa dan teksturnya. Oleh karena itu, Mama dapat membuat menu makanan yang lebih kreatif.
Misalnya, Mama bisa membuat cita rasa baru dengan menambahkan keju dalam saus pastanya.
Mama juga bisa membalurkan tepung panir untuk memberikan tekstur kriuk di bola-bola kentang si Kecil.
6. Buat Tampilan Makanan Menarik
Mama dapat menyajikan makanan dengan tampilan menarik sebagai cara untuk membuat kegiatan ini menyenangkan dan tidak membosankan bagi si Kecil.
Jika biasanya nasi putih dan lauk hanya disajikan begitu saja di atas piring, sekarang Mama dapat mulai mengatur bentuk dan menghiasnya.
Misalnya, Mama membentuk nasi berisi tuna menjadi segitiga dan membungkusnya dengan telur dadar kuning untuk membuat anak ayam. Gunakan nori untuk mata, mulut, dan ekornya.
7. Berikan Camilan Sehat
Mama bisa sajikan camilan sehat yang menarik. Misalnya keripik sayur renyah, stick keju gurih, atau puding buah segar. Pastikan tidak menambah terlalu banyak gula dan garam di dalamnya.
Pemberian garam maksimal sebanyak 2 gram per hari untuk anak usia 1-3 tahun. Gula sebaiknya sama sekali tidak diberikan pada di bawah 2 tahun.
Manfaatkan sari buah alami, kayu manis, keju, susu sapi unsalted butter, bawang, merica, dan bahan lainnya untuk menambah rasa makanan si Kecil.
8. Masak Bersama Anak
Melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan dapat menjadi salah satu cara efektif mengatasi anak susah makan.
Mulai dari memilih menu apa yang akan disajikan, berbelanja bahan-bahan makanan, hingga memasak bersama. Berikan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan si Kecil.
Dengan terlibat dalam proses memasak, antusiasme makan si Kecil akan meningkat sehingga ia makan lebih lahap.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anak yang Susah Makan Saat Tumbuh Gigi
9. Ajak Anak Makan Bersama
Agar motivasi anak untuk makan semakin meningkat, Mama dapat menyepakati waktu makan bersama keluarga secara rutin. Misalnya saat makan malam.
Makan malam bersama di meja makan membuat si Kecil merasakan kehangatan keluarga.
Anak juga bisa mengobservasi cara makan yang benar dari anggota keluarga lainnya dan termotivasi mencoba berbagai makanan baru.
10. Jadi Contoh Baik Bagi Anak
Memberi contoh baik pada anak ternyata juga bisa jadi alternatif cara mengatasi anak susah makan. Sebab, anak akan mudah meniru karena melihat tindakan orang-orang di sekelilingnya.
Jadi, sebelum meminta anak mencicipi makanan baru, Mama dan Papa perlu menunjukkan bahwa makanan tersebut tidak kalah lezat dari makanan kesukaannya.
Demikian ragam cara efektif mengatasi anak susah makan yang dapat Mama lakukan di rumah. Memang bukan perkara mudah, ya, Ma?
Namun, jika Mama sudah mencoba berbagai upaya di atas, tapi anak masih tetap susah makan dan bahkan berat badan anak turun terus, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Mama juga bisa menginisiasi konsultasi dengan tim ahli dari Nutriclub Expert Advisor untuk dampingi perjalanan Mama dan Papa sebagai orang tua. Yuk, hubungi sekarang juga!