Loading...
mendidik-anak-siap-menghadapi-era-vuca_large
Tumbuh Kembang

6 Cara Mendidik Anak agar Siap Menghadapi Era VUCA

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Apa Itu VUCA?
  • Cara Mendidik Anak agar Siap Menghadapi Era Vuca

Begitu si Kecil lahir dan bertumbuh, bukan hanya dirinya yang terus mengalami perkembangan tapi juga dunia tempat tinggalnya. Bahkan, perubahan yang dialami dunia amat sangat dinamis, terjadi secara cepat dan terus-menerus tanpa bisa kita prediksi. Inilah yang disebut dengan era VUCA atau VUCA world. 

Hidup dalam era VUCA tentunya menjadi tantangan tersendiri baik bagi Mama maupun si Kecil. Tidak mudah memang, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dihadapi dengan baik. 

Ma, mari simak ulasan di bawah ini hingga tuntas untuk memahami lebih lanjut tentang VUCA world dan bagaimana cara tepat untuk mendidik anak pada era ini. Jadi, ia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan menjadi pemenang di masa depan.

Apa Itu VUCA?

VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity untuk menggambarkan kondisi dunia yang terus berubah dan bergejolak, tanpa kepastian, rumit dan membingungkan. Istilah ini diciptakan oleh dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika bernama Warren Bennis dan Burt Nanus pada tahun 1987.

Mari kita telaah satu per satu arti dari era VUCA:

1. Volatility

Seperti yang telah Mama sadari, saat ini kita hidup di dunia yang sangat dinamis, dimana semua hal dengan sangat cepat digantikan oleh sesuatu yang baru. 

Semakin hari, perubahan yang terjadi bergulir kian cepat dan semakin tidak bisa diprediksi. Hal tersebut membuat kita semakin kesulitan untuk menemukan penyebab dan akibat dari perubahan yang terjadi. 

3. Uncertainty

Perubahan yang terlalu cepat dapat membuat kita kesulitan memprediksi suatu kejadian atau mengantisipasi suatu kejadian yang tidak diinginkan. Kejadian dan pengalaman masa lalu semakin susah digunakan sebagai acuan untuk memperkirakan hal-hal yang akan terjadi. 

Dari segi pendidikan, hal ini mungkin akan menjadi tantangan untuk Mama mengarahkan dan membantu si Kecil menetapkan jalan karir yang sekiranya sesuai dengan bakat dan minat si Kecil. 

Namun dalam artian, di masa depan keahlian yang dikuasai si Kecil masih banyak dibutuhkan dan tidak tergeser atau tergantikan dengan teknologi.  

3. Complexity

Situasi saat ini jelas lebih kompleks daripada situasi saat Mama masih seumuran dengan si Kecil. 

Di dunia modern yang lebih kompleks ini, permasalahan yang ada memiliki lapisan-lapisan yang saru sehingga cenderung sulit dipahami dan sulit dilihat gambaran besarnya. Oleh karena itu, untuk memecahkan atau menuntaskan suatu permasalahan, kita perlu mengambil beberapa jalur penyelesaian sekaligus.

Misalkan, pada waktu Mama kecil perundungan hanya terjadi secara langsung sehingga mudah untuk menemukan pelaku dan menangani kasus tersebut. Sebab, umumnya perundung masih berada dalam satu lingkungan dengan korban. Contohnya dalam satu lingkungan sekolah.

Dewasa ini, perundungan dapat terjadi dengan sangat kompleks karena hadirnya sosial media yang menghapus batasan ruang dan waktu. Perundung dapat berasal dari segala penjuru negeri, bahkan memalsukan nama dan IP address-nya, sehingga sulit dilacak dan dihentikan.

4. Ambiguity

Dulu mungkin Mama sering mendengar kata-kata “one sizes fits all” atau “the best practice” untuk menggambarkan cara terbaik melakukan suatu hal. 

Sayangnya kata-kata tersebut saat ini sudah agak susah diterapkan sebab banyak permasalahan yang ada terlalu kompleks.

Jadi, kita tidak benar-benar tahu apa yang terjadi dan cara pasti untuk mengatasinya. Bahkan, banyak hal yang terlihat seperti paradoks.

Dalam kehidupan, hal ini akan sangat menguji personal value yang telah tertanam di dalam benak Mama maupun si Kecil. Contohnya paradoks screen-time dan belajar mengoperasikan gawai seperti smartphone atau tablet. 

Jika Mama tidak memperbolehkan si Kecil memiliki screen time dan memegang gawai, ia akan tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam hal tontonan terbaru dan kemampuan mengoperasikan gawai.

Sebaliknya, jika terlalu membebaskan si Kecil bermain gadget tanpa pengawasan, Mama mungkin khawatir ia jadi kesulitan fokus belajar.

Tentu hal ini akan membutuhkan proses pemecahan masalah yang panjang, dan mungkin tidak cukup membutuhkan satu macam solusi saja.

Baca juga: 20 Cara Mendidik Anak di Era Digital agar Cerdas dan Mandiri

Cara Mendidik Anak agar Siap Menghadapi Era Vuca

Agar dapat menghadapi era VUCA dengan baik, Mama perlu mendidik si Kecil untuk menjadi anak yang resilien alias berkepribadian tangguh. Ketika kepribadiannya tangguh, anak akan mampu mengatasi berbagai macam permasalahan walaupun prosesnya tidak mudah. 

Bagaimana cara untuk mendidik anak agar memiliki kepribadian resilen dan siap menghadapi era CUVA? Berikut cara yang dapat Mama ikuti: 

1. Mengajarkan Keterampilan Dasar

Sebelum anak dapat belajar banyak hal, mereka harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan usianya. Mereka harus bisa berjalan, berlari, makan sendiri, dan keterampilan lain sesuai dengan usia mereka. 

Nutrisi pun perlu untuk membuat tubuh dan otak mereka siap untuk belajar. Secara natural, anak yang sehat dan bertumbuh kembang optimal akan penuh rasa ingin tahu dan memiliki kebutuhan mengeksplorasi dunia.

Untuk mendukung tumbuh kembangnya, Mama bisa memberikan susu pertumbuhan dengan Nutrilon Royal 3 ACTIDuobio+ sebagai bekal si Kecil untuk menang menghadapi masa depan.

Karena, susu Nutrilon sudah dilengkapi dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 yang paling tinggi dan telah teruji klinis serta kandungan zat besi, omega 3 & 6, juga DHA untuk membantu perkuat daya tahan tubuh dan mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil.

2. Ajak Anak untuk Berpikir Kritis

Salah satu hal yang memicu timbulnya era CUVA adalah berkembangnya teknologi yang sangat pesat sehingga membuat berbagai macam informasi, baik yang positif maupun yang negatif, menyebar dengan cepat. 

Jika tidak diimbangi dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis, dalam proses tumbuh kembanganya, bisa saja si Kecil akan terjebak pada pemahaman atau pilihan yang salah. 

Untuk anak usia dini, Mama dapat mulai mengajarkan pola berpikir kritis melalui berbagai kejadian sehari-hari, seperti:

  • Memancing rasa penasaran anak. Ketika si Kecil mempertanyakan sesuatu yang terjadi di sekitarnya, alih-alih langsung memberikan jawaban yang dibutuhkan, Mama lebih baik memancing si Kecil untuk mengeksplorasi lebih jauh. Dampingi si Kecil dalam mencari jawaban dari pertanyaannya. Ajak ia membaca buku atau melakukan beberapa percobaan sederhana. 

  • Mendukung minat anak. Anak usia dini masih memiliki obsesi yang kuat terhadap hal-hal yang mereka sukai. Nah, Mama dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memotivasi si Kecil menemukan informasi selengkap-lengkapnya tentang hal yang menurut mereka menarik. Ajak si Kecil mengunjungi toko buku untuk membeli ensiklopedia atau mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan mintanya. 

  • Mengajak anak untuk mengevaluasi informasi yang didapatkan. Ma, suatu hari sehabis pulang sekolah atau bermain dengan temannya, si Kecil bisa jadi membawa pulang informasi yang dianggap menarik dan memberitahukannya kepada Mama. 

Dalam posisi ini, Mama perlu membimbing si Kecil untuk melakukan evaluasi terhadap informasi yang didapat sebelum memutuskan untuk percaya atau tidak. 

Baca juga: 7 Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini

3. Latih si Kecil untuk Membuat Pilihan

Agar siap menghadapi era VUCA Mama perlu melatih si Kecil untuk dapat mengenali apa yang ia mampu dan ia mau. Oleh karena itu, Mama dapat membantu si Kecil untuk bisa menentukan pilihan sendiri mulai dari hal-hal yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 

Untuk memulainya, Mama dapat menyediakan 2-3 opsi yang apapun pilihan si Kecil dapat ditoleransi oleh aturan dan norma yang berlaku, serta memiliki batasan yang jelas. Misalkan: 

  • Besok sekolah libur, Adik mau berenang atau ke Mall bersama Ayah?

  • Adik mau makan malam apa hari ini? Nasi goreng atau pasta?

Ketika ia dapat menentukan pilihan sendiri, Mama sebenarnya sedang membantu si Kecil untuk memiliki kontrol atas suatu situasi yang berlangsung dalam hidupnya. Jadi, di kemudian hari ia mampu mengambil keputusan dengan lebih logis, yakin, dan mandiri.

Mama juga bisa, lho, cari tahu sejauh mana perkembangan keterampilan problem solving dan decision making si Kecil melalui tes 8 Winning Skills yang diidentifikasi dari kesehariannya. Dapatkan gratis Stimulation Kit Gratis di akhir tesnya!

4. Ajarkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial harus dikuasai oleh si Kecil agar ia dapat berkomunikasi dan membentuk relasi positif dengan dengan orang lain. Mama dapat membantu anak untuk memiliki keterampilan sosial yang baik dengan cara: 

  • Berlatih bicara dengan cara menceritakan kegiatan sehari-hari atau melalui role play dan story telling.

  • Mengajarkan si Kecil untuk bergantian saat berbicara. Ada waktunya mendengarkan dan ada waktunya mengemukakan pendapat. 

  • Mengajarkan anak untuk melakukan kontak mata yang baik dan menggunakan bahasa tubuh yang tepat saat berbicara dengan orang lain.

  • Mengajarkan anak tentang personal space sehingga ia tidak melanggar boundaries yang telah ditentukan lawan bicaranya dan mampu mengenali kapan lawan bicara sudah merasa tidak nyaman. 

Baca juga: 10 Cara Memarahi Anak yang Benar Tanpa Kekerasan

5. Bantu si Kecil Mengelola Emosi

Mama, kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi secara sehat merupakan bekal yang sangat penting agar si Kecil dapat menghadapi berbagai tantangan kehidupan.Sebab, dengan kemampuan ini si Kecil akan lebih terampil dalam membawa diri dan beradaptasi dengan lingkungan. 

Mama dapat memulai pelajaran pengendalian emosi dengan melabeli perasaan dan ekspresi wajah tertentu seperti marah, sedih, bingung, khawatir, dan lain sebagainya. 

Jika si Kecil tampak sedang merasakan arus emosi yang kuat, Mama perlu membantunya menenangkan diri dan mengungkapkan apa yang dirasakan. Ketika anak tampak sudah lebih tenang, ajak ia untuk mencari solusi dari permasalahannya. 

Hal ini akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri bahwa ia mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada walaupun hal tersebut membuat emosinya bergejolak.

6. Ajarkan Cara Menghadapi Kegagalan

Kegagalan memang bukan sesuatu yang menyenangkan bagi siapapun. Oleh karena itu, sangat penting menanamkan pemahaman dalam diri si Kecil bahwa kegagalan bukan sesuatu yang buruk dan memalukan. 

Kegagalan adalah hal normal, sebuah proses pembelajaran yang sangat berharga sebelum akhirnya mencapai hasil akhir yang diinginkan. 

Untuk membantu si Kecil agar memiliki pandangan “it’s okay to make mistakes”, Mama dapat:

  • Memberikan ruang aman bagi si Kecil untuk melakukan kegagalan. 

  • Membantu anak mencari solusi dan membiarkan ia memperbaiki apa yang dianggap masih perlu ditingkatkan hasilnya.

  • Setelah anak mengalami kegagalan, ajak ia melakukan hal lain yang menyenangkan dan dikuasai dengan baik oleh si Kecil agar kepercayaan dirinya kembali. 

  • Beri jeda beberapa hari sebelum si Kecil mencoba kembali. Jeda waktu tersebut dapat membantu si Kecil dalam mengembangkan ide dan solusi-solusi baru. 

Agar Mama selalu update dengan informasi seputar nutrisi serta pertumbuhan dan perkembangan anak, yuk daftarkan diri Mama di MyNutriclub sekarang! Di sini, Mama juga bisa dapatkan konten-konten digital eksklusif Podcast, E-book hingga Kulwap yang dimoderatori langsung oleh para ahli di bidangnya.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Siap Menghadapi Era VUCA Melalui Mata Pelajaran Informatika. (2023, January 4). Kemdikbud.go.id. https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/siap-menghadapi-era-vuca-melalui-mata-pelajaran-informatika#:~:text=Dunia%20VUCA%20artinya%20dunia%20yang,pengaruh%20terbesar%20dari%20perubahan%20ini.

  2. VUCA - Leaders with Vision, Understanding, Clarity, Agility! (2023, March 27). VUCA-WORLD. https://www.vuca-world.org/

  3. WebMD Editorial Contributors. (2021, March 16). How to Teach Your Child Critical Thinking. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/how-to-teach-your-child-critical-thinking

  4. How can I teach my child social skills? - Support for Parents from Action For Children. (2022, April 12). Support for Parents from Action for Children. https://parents.actionforchildren.org.uk/stages-development/social-emotional-development/child-social-skills/

  5. Giving children choices (Better Kid Care). (2019). Better Kid Care (Penn State Extension). https://extension.psu.edu/programs/betterkidcare/early-care/tip-pages/all/giving-children-choices#:~:text=Giving%20children%20choices%20helps%20them,to%20do%20all%20the%20planning

  6. Allowing Your Child to Make Mistakes. (2023). Aidtolife.org. https://aidtolife.org/discipline/making-mistakes

  7. How Should You React When Your Child Makes a Mistake? Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/what-to-do-when-your-child-makes-a-mistake-4050012

Artikel Terkait