Apakah Mama termasuk orang tua yang memberi banyak larangan pada buah hati? Coba deh hitung dalam sehari, berapa kali Mama berkata: “Jangan Dek! Nanti jatuh!” atau “Jangan Sayang! Itu kotor loh!”
Memang tanpa disadari, Mama adalah orang terdekat anak yang paling merasa khawatir terhadap hal-hal yang dihadapi si Kecil. Namun, tahukah Anda bahwa penelitian terkini mengungkapkan dengan seringnya memberi batasan, menjadikan sifat si Kecil menjadi anak yang penakut dan terlalu bergantung pada orang tua.
Tentu Mama tak mau hal ini terjadi bukan? Dalam mendidik anak, perlu diingat bahwa sikap dan perilaku orang tua sehari-hari adalah yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia 5 tahun pertama si Kecil menjadi golden period untuk membentuk sikap, perilaku, dan karakternya pada usia remaja dan dewasa nanti.
Lantas bagaimana sesungguhnya kiat yang tepat mendidik si Kecil? Purposeful Exposure bisa menjadi salah satu jawabannya. Apa sih Purposeful Exposure itu? Jadi, Mama dianjurkan mengajak si Kecil untuk melakukan suatu ‘tantangan’, tujuannya untuk memberikan perubahan positif (transformasi) pada anak. Misalnya Mama membawa si Kecil ke area dengan fasilitas flying fox, mungkin awalnya anak akan merasa takut. Namun jika Mama berhasil memotivasinya untuk berani mencoba, apalagi jika akhirnya si Kecil menyukai kegiatan tersebut, makan bisa dikatakan Mama sudah menerapkan purposeful exposure.
transformasi Si Kecil setelah melakukan kegiatan tersebut. Contohnya setelah mengikuti flying fox, ia tampak senang serta lebih berani mencoba aktivitas permainan yang lain tanpa perlu diminta oleh orangtua.
Tantangan purposeful exposure lainnya yang bisa diterapkan pada si Kecil yaitu ajak ia untuk bermain dan berkenalan dengan orang sekitar secara mandiri, seperti mengikutsertakan si Kecil pada kelas-kelas untuk seusianya tanpa didampingi orang tua secara langsung. Hal tersebut akan membuat anak saat beranjak dewasa nanti lebih mudah bersosialisasi dengan orang sekitar. Telah dibuktikan bahwa anak yang dibiasakan untuk bersosialisasi dengan orang sekitar, tentunya tetap dalam pengawasan orang tua, akan menjadi anak yang mandiri dan mempunyai tingkat kepercayaan diri yang sesuai dengan usianya. Bersosialisasi dengan orang sekitar juga mengajarkan si Kecil untuk membangun karakter dan menghargai setiap perbedaan sifat dan karakter sesamanya.
Purposeful Exposure Perlu Didukung Kegiatan Indoor & Outdoor
Seperti kita ketahui, anak zaman sekarang dibesarkan dengan kemajuan dunia digital. Tapi
Mama tidak mau bukan kalau Si Kecil waktunya banyak tersita bermain gadget apalagi sampai kecanduan. Nah, untuk menyeimbangkannya, diperlukan kegiatan purposeful exposure lain agar si Kecil tidak hanya duduk terpaku memainkan gadget.
Untuk kegiatan indoor, contohnya Mama bisa mulai mengajarkannya permainan tradisional seperti congklak, lompat tali, bola bekel, gasing, ABC lima dasar, dan sebagainya. Permainan seperti ini sudah sangat jarang dilakukan anak-anak pada masa kini. Padahal ada beragam manfaat yang bisa diperoleh, seperti melatih kemampuan motorik anak (congklak, bola bekel, gasing, lompat tali), mengasah imajinasi dan kemampuan berbahasa/kosakata (ABC lima dasar), dan lainnya.
Kegiatan indoor buat si Kecil tentu perlu didukung dengan aktivitas bermain di luar (outdoor). Mama bisa mengenalkan dunia baru pada mereka dengan mengajaknya berjalan-jalan ke gunung, pantai, sungai, mengenal jenis-jenis hewan di kebun binatang, dan lain-lain. Mungkin selama ini ia hanya mengetahuinya dari televisi maupun gadget. Oleh karena itu, berkesempatan melihat langsung dan merasakan sensasinya, tentu menjadi pengalaman bernilai positif buat anak. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari purposeful exposure pada si Kecil, sehingga kelak anak tumbuh dengan karakter pemberani, mandiri, gigih, banyak akal serta mudah beradaptasi.