Loading...
tips-menangani-hari-pertama-balita-di-prasekolah_large
Tumbuh Kembang

Tips Menangani Hari Pertama Balita di Prasekolah

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


Awal dari prasekolah akan menjadi langkah besar dalam hidup balita untuk menyambutnya. Berikut adalah tips menangani hari pertama balita di prasekolah.

Baik Ibu maupun si Kecil biasanya merasa bersemangat, senang namun juga gugup dan takut. Untuk si Kecil, ketakutan utamanya untuk masuk prasekolah adalah mereka tidak tahu ada apa di sana dan apa yang ia harus lakukan di prasekolah.

Informasi di bawah ini bisa membuat hari pertama si Kecil lebih menyenangkan dan teratur.

Tips Menangani Hari Pertama Si Kecil Di Prasekolah

- Konsisten

Konsisten adalah kunci untuk membuat rutinitas prasekolah jadi lebih mudah bagi si Kecil. Selalu memiliki keteraturan setiap harinya akan membuat si Kecil lebih disiplin.

Biasakan mengucapkan perpisahan dengan singkat namun berkesan, agar si Kecil terbiasa. Dengan membiasakan hal seperti ini, akan mengurangi risiko si Kecil rewel ketika berpisah dengan Ibu.

Did you know?

”Sebagai guru utama si Kecil, Ibu sebaiknya mengajari pengembangan diri si Kecil dengan konsisten, sabar, dan bertahap. Jangan jadikan kedisiplinan sebagai bentuk hukuman bagi si Kecil. Ketahui selengkapnya di sini.“

LIHAT LENGKAP

- Biarkan Gurunya Terlibat

Idealnya, guru prasekolah si Kecil adalah sosok yang berpengalaman, peduli dan hangat. Di mana ia bisa selalu memenuhi perhatian yang dibutuhkan si Kecil di kelas. Namun tak ada salahnya apabila Ibu memberikan informasi penting seputar si Kecil, yang perlu diketahui oleh gurunya, agar guru bisa mengaplikasikan beberapa teknik yang sama di kelas. Pastikan juga gurunya tahu bila si Kecil memiliki kondisi medis tertentu, seperti alergi makanan.

- Persiapkan Objek Favoritnya Di Rumah

Biarkan si Kecil membawa suatu objek pengaman ke prasekolah, objek tersebut merupakan benda yang bisa mengingatkannya akan rumah. Ini berfungsi untuk menghapus rasa gugup dan ketakutannya saat masuk prasekolah.

Jika ia tidak memiliki objek pengaman atau benda kesukaan seperti boneka atau selimut, Ibu bisa membawakannya buku cerita kesukaan atau sebotol minuman kesukannya dan mereka juga bisa menghisap ibu jarinya. Objek yang membuatnya merasa aman dan nyaman ini mungkin tidak ada artinya bagi Ibu, namun ini bisa memberikan rasa aman bagi si Kecil di lingkungan yang baru.

- Tangani Proses Perpisahan

Mungkin Ibu tergoda untuk menemani si Kecil di kelas pada hari pertamanya di prasekolah, atau ingin terus mengintip ke dalam kelas dan membuat si Kecil percaya diri karena yakin Ibu ada di sekitarnya. Namun saat Ibu tiba-tiba pergi tanpa sepengetahuan si Kecil, ia akan merasa lebih kecewa.

Cara terbaik untuk menangani proses perpisahan dengan si Kecil dimulai dengan Ibu mengantarkan si Kecil ke sekolah dan duduklah di sampingnya untuk beberapa saat. Ibu tidak perlu berinteraksi dengan si Kecil dan biarkan ia mulai bermain atau sibuk dengan mainannya, keberadaan Ibu di sampingnya ini adalah sebagai pelindung. Melihat ia sudah berpartisipasi pada sebuah aktvitas adalah pertanda baik untuk Ibu pergi.

- Jangan Membanding-bandingkan si Kecil

Ibu jangan membanding-bandingkan si Kecil dengan teman sebayanya. Hargailah proses perkembangan dan penyesuaian si Kecil dengan lingkungannya. Ini adalah cara terbaik untuk membuat proses transisi si Kecil lebih lancar.

- Hindari Mengunjungi Secara Mendadak

Saat Ibu sudah berhasil meninggalkan si Kecil dengan baik di prasekolah, hindari godaan untuk kembali ke kelasnya dan memeriksa keadaannya, juga jangan terlalu sering menghubungi guru atau sekolah si Kecil.

Berikan kepercayaan pada guru dan percaya pada diri sendiri; Ibu harus yakin telah memilih keputusan yang terbaik yaitu memilih prasekolah terbaik untuk si Kecil.

Bangun kemandirian si Kecil dan optimalkan perkembangannya, klik di sini untuk informasi lengkapnya.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama

Sumber:

-  Block, J., et al. Child Development, 1988; 59, 336-355

- Love, J. M., et al. Child Development,2003;74(4), 1021-1033

Artikel Terkait