Loading...
Tumbuh Kembang

Perkembangan Bayi 8 Bulan dan Cara Mengoptimalkannya

Foto Reviewer

Disusun oleh: Tim Penulis

Ditinjau oleh: Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Perkembangan Tinggi dan Berat Badan Bayi 8 Bulan
  • Tahap Perkembangan Bayi 8 Bulan
  • Cara Mengoptimalkan Perkembangan Bayi 8 Bulan
  • Cara Mengoptimalkan Kebutuhan Gizi Bayi 8 Bulan
  • Keterlambatan Tumbuh Kembang yang Harus Diperhatikan
  • Pentingnya Kontrol Dokter Rutin untuk Bayi 8 Bulan

Apa perkembangan bayi 8 bulan yang paling Mama nanti-nantikan? Umumnya, bayi 8 bulan sudah bisa berdiri dan belajar melangkah, meski harus dibantu dengan berpegangan. 

Menginjak usia 8 bulan, ia memang sedang asyik-asyiknya menjelajah dunia sekitar dan menemukan berbagai kemampuan baru. Yuk, ketahui perkembangan bayi 8 bulan dan cara menstimulasinya di sini! 

Perkembangan Tinggi dan Berat Badan Bayi 8 Bulan

Perkembangan bayi 8 bulan yang paling signifikan adalah pada tinggi dan berat badan, karena berat badannya sudah bertambah banyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Akan tetapi, kenaikan berat badan bayi yang ideal seharusnya diikuti oleh pertambahan panjang badannya juga.

Menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes RI, panjang dan berat badan bayi yang ideal di bulan ke-8 adalah:

  • Bayi laki-laki 8 bulan: 6.9 hingga 9.6 kg dengan panjang badan sekitar 70,6-72,8 cm.

  • Bayi perempuan 8 bulan: 6,3 sampai 9 kg dengan panjang badan sekitar 68,7-71,1 cm.

Apabila tinggi dan berat badan bayi 8 bulan kurang dari rata-rata di atas, sebaiknya Mama berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran yang tepat. Kenapa?

Salah satu alasannya adalah karena pertambahan berat badan merupakan acuan untuk memantau apakah pertumbuhan bayi sudah sesuai jalur grafik pertumbuhan WHO atau belum.

Memantau perkembangan berat badan si Kecil juga sangat penting dilakukan untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan terkait status gizi, seperti gizi buruk, stunting, kwashiorkor dan marasmus, hingga obesitas.

Tahap Perkembangan Bayi 8 Bulan

Selain berat badan yang sudah semakin bertambah, si Kecil kini sudah bisa menunjukkan berbagai keterampilan yang menggemaskan. Berikut perkembangan bayi 8 bulan yang bisa Mama dan Papa perhatikan: 

1. Belajar Merangkak

Menginjak usia 8 bulan, bayi biasanya mulai belajar merangkak atau merayap untuk mencoba berpindah tempat.

Mulanya, ia akan mencoba merayap dengan posisi perut dan dada yang masih menempel ke permukaan. Bayi akan mencoba mendorong tubuhnya menggunakan kedua tangan dan lutut, lalu belajar bergerak maju atau mundur. 

Seiring waktu, bayi akan mulai belajar merangkak menggunakan salah satu kakinya untuk mendorong dan tangan yang berlawanan sisi untuk menarik tubuhnya.

Kebanyakan bayi akan mulai merangkak pada usia 9 bulan atau lebih. Namun, tidak sedikit juga bayi yang menguasai keterampilan ini sejak bulan ke 6-7. 

Proses merangkak ini bermanfaat untuk memperkuat otot-otot si Kecil agar ia siap untuk berdiri dan berjalan.

2. Belajar Berdiri dan Berjalan Merambat

Setelah bisa mengangkat dan menahan tubuhnya dari tengkurap ke posisi merangkak, perkembangan bayi 8 bulan selanjutnya adalah mencoba belajar bangkit berdiri sendiri.

Pertama-tama, ia akan mencoba berpegangan pada sofa atau meja untuk mengangkat badannya ke posisi berdiri. Setelah semakin terbiasa, bayi bisa perlahan-lahan mulai mencoba melangkah dengan cara merambat sambil berpegangan pada furnitur di dekatnya.

Maka, bayi mungil Mama juga akan semakin senang bereksplorasi ke sana kemari di usia ini. Bahkan, ada juga beberapa bayi yang bisa langsung belajar berdiri atau berjalan merambat di usia 8 bulan tanpa merangkak dulu karena sering berguling-guling.

Karena sudah makin aktif bergerak, otomatis ia juga akan semakin penasaran dengan berbagai benda di sekitarnya, bahkan yang jauh dari pandangan matanya sekalipun. Jadi, ia akan mencoba meraih atau menghampirinya.

Agar proses belajar berdiri dan berjalannya berlangsung natural, sebaiknya hindari penggunaan baby walker. Penyebabnya adalah karena baby walker justru membuat bayi bergerak pasif. Padahal, bermain di lantai memberinya kesempatan untuk belajar merangkak, berdiri, dan akhirnya bisa berjalan.

Baby walker juga dinilai tidak aman dan rentan menyebabkan bayi mengalami kecelakaan, seperti terjatuh atau terjungkal.

Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan dan Bagaimana Cara Melatihnya?

3. Penglihatan Semakin Membaik

Apakah penglihatan menjadi salah satu perkembangan bayi 8 bulan yang paling Mama dan Papa nantikan? 

Di bulan-bulan sebelumnya, bayi mungkin belum begitu bisa melihat benda-benda yang jaraknya jauh. Namun, ketajaman pandangan bayi di bulan ke-8 ini sudah semakin berkembang sehingga ia sudah bisa melihat lebih jelas layaknya orang dewasa. 

Jadi, kini bayi Mama sudah dapat dapat mengenali orang yang berdiri di seberang ruangan. Ia juga dapat melihat mainan yang jauh dari jangkauannya, hingga ia datang merangkak untuk menghampiri mainan tersebut.

4. Mengambil dan Memegang Benda

Sekarang bayi juga sudah makin mahir mengambil dan menggenggam benda menggunakan tangannya.

Di tahap perkembangan bayi 8 bulan ini, si Kecil juga mulai senang menggerakkan mainan atau benda yang berhasil diraihnya. Ia akan menggoyangkan, membanting, mengocok, memukul-mukul, meremas, melempar, membenturkan, atau menjatuhkannya.

Menariknya lagi, bayi usia 8 bulan sudah mulai pandai mengambil benda menggunakan satu tangan lalu memindahkannya ke tangan yang lain, juga mengambil benda-benda kecil dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

Bayi Mama juga sudah bisa meraup remah makanan yang terjatuh dan memegangnya dengan tangan terkepal, lalu menjatuhkannya kembali dengan membuka kepalan tangannya. 

Ini menandakan bahwa perkembangan keterampilan motorik serta koordinasi mata dan tangan si Kecil sudah semakin maju, Ma.

Mengingat hampir semua barang yang diambil bayi akan dimasukkan ke mulutnya, pastikan Mama menyingkirkan barang mainan kecil atau benda lain yang tergeletak di sekitar.

Selain itu, pastikan benda-benda seperti lampu, TV, kabel, hingga furnitur aman dari jangkauan bayi. Jadi, ia bisa asyik bereksplorasi tanpa risiko cedera atau luka jika sedang tidak diawasi Mama. 

5. Memahami Kata yang Sering Didengar

Dari segi kemampuan komunikasi, bayi 8 bulan akan semakin sering berceloteh. Namun, ia mulai paham arti dari kata-kata, seperti “mama”, “dadah”, “papa”, dan “susu”. 

Di usia ini juga, perkembangan si Kecil juga termasuk ia yang mulai menyadari apa yang disukai dan tidak disukainya. Itulah sebabnya Mama mungkin melihatnya cemberut ketika menawarkan brokoli kepada bayi, tetapi tersenyum saat diberikan kentang.

Meskipun belum bisa berbicara, bayi 8 bulan sudah mulai berusaha lebih aktif untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Dalam perkembangan bayi 8 bulan, ia juga sudah bisa memahami rutinitas harian yang dilakukannya. Sebagai contoh, ketika ia digendong ke kamar maka menandakan waktu tidur telah tiba, saat duduk di kursi tinggi adalah waktu makan, dan sebagainya.

Ia juga menyadari hubungan sebab dan akibat. Misalnya, ketika si Kecil menjatuhkan serbet atau makanan, Mama pasti mengambilnya. Ia akan senang melakukannya berulang kali.

6. Terkejut Mendengar Suara Keras dan Bising

Tahukah, Ma? Pada perkembangan bayi 8 bulan, si Kecil mungkin mulai takut pada hal yang tidak dipahaminya, termasuk suara keras dan bising yang baru ia dengar pertama kali. 

Misalnya, suara bel pintu rumah, gonggongan anjing, suara mesin vacuum cleaner, suara kendaraan bermotor yang lewat di depan rumah, bunyi mainan baru, peluit, dering telepon, dan lain-lain. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Mama bisa, lho, memeluk si Kecil untuk menenangkan dan membuatnya nyaman. Lalu, jelaskan pada si Kecil bahwa suara itu tidak akan membahayakannya.

7. Sedih Berpisah dengan Mama

Selama proses perkembangan bayi 8 bulan, apakah Mama merasa si Kecil semakin ‘lengket’ dan susah untuk berpisah dari Mama meskipun sebentar? Ini merupakan tanda-tanda si Kecil mulai mengalami separation anxiety

Ia mungkin akan menangis dan ketakutan bila Mama meninggalkannya atau tidak berada di dekatnya.

Mama juga tak perlu khawatir karena tangisannya mungkin akan berlangsung selama beberapa menit saja. Umumnya, situasi ini akan berangsur hilang ketika si Kecil menginjak usia 2 tahun. 

Untuk mengatasi kecemasan ini, Mama bisa memberikan si Kecil pelukan dan ciuman hangat sebelum Mama meninggalkannya. Lalu, katakan padanya bahwa Mama akan kembali sebentar lagi.

Mungkin si Kecil belum bisa mengerti bahwa Mama akan kembali dalam beberapa jam, tetapi pelukan dan ciuman itu dapat membuatnya nyaman dan merasa aman bersama pengasuhnya.

Masih butuh informasi lain mengenai perkembangan bayi 8 bulan? Mama bisa download eksklusif e-book sebagai bekal si Kecil untuk terus tumbuh menjadi pemenang di masa depan! 

Baca Juga: Cara Stimulasi agar Bayi Cepat Duduk dan Merangkak

Cara Mengoptimalkan Perkembangan Bayi 8 Bulan

Mama perlu memahami bahwa perkembangan bayi 8 bulan bisa berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, sebaiknya jangan panik dulu jika Mama perhatikan si Kecil belum menunjukkan keterampilan di level yang sama dengan bayi usia 8 bulan lainnya.

Hal yang paling penting terus pantau perkembangan bayi Mama dan teruskan memberi stimulasi untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. 

Berikut cara mengoptimalkan perkembangan bayi 8 bulan yang bisa Mama dan Papa lakukan: 

  1. Sediakan ruang eksplorasi yang luas dan aman sebagai cara stimulasi bayi 8 bulan mengingat si Kecil sudah pandai berjelajah.

  2. Ajak si Kecil berdiri dan melangkah sendiri. Hindari sama sekali penggunaan alat bantu jalan seperti baby walker, karena alat ini justru membatasi gerak tubuh sehingga membuat si Kecil kurang beraktivitas di lantai. Baby walker juga tidak aman dan bisa menyebabkan kecelakaan, seperti bayi terjatuh atau terjungkal.

  3. Berikan finger food untuk melatih motorik halus bayi dengan sering-sering biarkan bayi makan sendiri melalui pemberian makanan padat seukuran jari tangan. 

  4. Sering mengobrol dan respon ocehan si Kecil dengan sering-sering meniru suara ocehannya dan jawab seantusias mungkin. 

  5. Bermain untuk bantu si Kecil mengenali berbagai suara, mencari sumber suara, menirukan kata-kata, atau menyebutkan nama gambar di buku atau majalah.

  6. Ajarkan si Kecil untuk mengenal nama-nama anggota tubuh dengan menunjuknya, Misalnya, “Ini hidung. Ini mulut. Ini mata”, atau benda-benda di sekitar Mama, seperti “Ini namanya boneka, nak” atau “Kalau ini namanya mobil-mobilan.”

  7. Ajak si Kecil bernyanyi lagu ceria atau yang sedang ia suka dengarkan.

  8. Sering-seringlah mengajak si Kecil bermain, dengan meletakkan mainan yang tidak dapat pecah (kubus atau balok kecil) di tangan kanan dan kiri si Kecil. Ajak si Kecil membuat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul kedua benda tersebut

  9. Bermain cilukba dan bercermin untuk merangsang kemampuan kognitifnya.

Periode usia 7-12 bulan adalah saat yang penting untuk perkembangan kognitif si Kecil. Tak jarang bayi juga akan mulai menggunakan berbagai benda sesuai fungsinya. Misalnya, menyisir rambut dengan sisir, minum dengan cangkir mainan, dan menelepon dengan telepon mainan.

Baca Juga: Normalkah Bayi 8 Bulan Belum Bisa Merangkak? Begini Cara Stimulasinya

Cara Mengoptimalkan Kebutuhan Gizi Bayi 8 Bulan

Selama proses perkembangan bayi 8 bulan, tidak hanya kemampuan kognitif dan motorik yang harus Mama perhatikan, tapi juga kebutuhan gizinya. Di usia ini, Mama juga tetap perlu memberikan makanan padat MPASI sembari terus memastikan si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif untuk mencukupi kebutuhan gizinya.

Pertama-tama yang perlu Mama perhatikan adalah pastikan makanan pendamping bayi usia 8 bulan mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi. 

Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan. Protein hewani memiliki kandungan asam amino lebih lengkap daripada protein nabati yang dibutuhkan anak untuk mencapai tinggi optimalnya.

Protein dalam pangan hewani berfungsi sebagai pembangun sel-sel tubuh yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan bayi 8 bulan. Protein mampu memperbaiki serta mengganti jaringan tubuh yang rusak atau mati, juga membantu pembentukan antibodi yang berperan melawan penyakit.

Sumber protein hewani antara lain ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Adanya kandungan zat besi pada daging sapi bahkan juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.

Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh dimasukkan ke dalam menu MPASI bayi. Protein nabati seperti dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan boleh diberikan sebagai pelengkap variasi makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisi si Kecil.

Tak hanya itu, berikan pula makanan yang mengandung vitamin dan mineral, seperti seng, zat besi, kalsium, asam folat, serta vitamin seperti vitamin A, C, D, E, B6, B12, yang cukup dan seimbang sehingga kebutuhan gizi anak terpenuhi.

Dengan memenuhi kebutuhan gizinya, seluruh aspek perkembangan bayi 8 bulan pasti bisa berlangsung dengan baik. 

Baca Juga: Ragam Manfaat Berenang untuk Bayi

Keterlambatan Tumbuh Kembang yang Harus Diperhatikan

Perlu Mama ketahui bahwa perkembangan bayi 8 bulan bisa berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. 

Ini artinya, beberapa pencapaian atau milestone yang dijelaskan di atas hanya berfungsi sebagai panduan, dan bukan jadi sesuatu yang harus langsung dimiliki setiap bayi pada usia ini. 

Namun, Mama perlu waspada apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan anak dan segera memeriksakannya ke dokter spesialis anak. 

Sebab, seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di lebih dari satu ranah perkembangan secara bersamaan. Ini adalah kondisi yang disebut dengan keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay. IDAI memperkirakan sekitar 1-3% anak Indonesia di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.

Berikut adalah beberapa red flags yang perlu Mama dan Papa waspadai setidaknya sampai 24 bulan usia si Kecil:

  • Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan.

  • Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan.

  • Hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot.

  • Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh.

  • Adanya gerakan tubuh yang tidak terkontrol.

  • Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan.

  • Bayi menunjukkan dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun.

  • Masih suka memasukkan mainan ke dalam mulut setelah usia 14 bulan.

  • Perhatian penglihatan yang inkonsisten.

  • Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan.

  • Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan.

  • Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan.

  • Perhatian atau respon yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu memberi respon.

  • Kurangnya kemampuan membagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan.

  • Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan.

  • Jarang senyum atau menunjukkan ekspresi kesenangan lain pada usia 6 bulan.

  • Kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah apa pun pada 9 bulan.

  • Tidak merespon panggilan namanya di usia 12 bulan.

  • Belum ada kata-kata yang berarti pada usia 15 bulan.

  • Tidak bisa bermain pura-pura (role play) pada usia 18 bulan.

  • Belum ada gabungan 2 kata yang berarti pada usia 24 bulan.

  • Tidak adanya babbling, bicara, dan kemampuan bersosialisasi/interaksi.

  • Kurangnya fixation (kemampuan untuk memusatkan atau fokus pada suatu hal) pada usia 2 bulan.

  • Kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda pada 4 bulan.

  • Belum merespon atau mencari sumber suara pada usia 6 bulan.

  • Belum babbling seperti “mama” atau “baba” pada usia 9 bulan.

  • Belum bisa mengucapkan kata berarti pada usia 24 bulan.

Untuk mengetahui apakah bayi Mama mengalami keterlambatan perkembangan umum, satu-satunya cara memastikannya adalah dengan skrining deteksi dini perkembangan anak di dokter. 

Jadi jika Mama menemukan tanda-tanda keterlambatan pada perkembangan bayi, segera periksakan si Kecil ke dokter tumbuh kembang ya, Ma. 

Agar bisa lebih maksimal menemani tumbuh kembang si Kecil, Mama juga bisa menanyakan segala hal terkait perkembangan bayi 8 bulan ke tim Nutriclub Expert Advisor untuk temukan jawaban lengkapnya langsung dari para ahli. 

Pentingnya Kontrol Dokter Rutin untuk Bayi 8 Bulan

Meski perkembangan bayi 8 bulan terlihat lancar-lancar saja, Mama dan Papa sebaiknya tetap rutin membawa si Kecil kontrol ke dokter sampai setidaknya ia berusia ​​24 bulan. 

Pemeriksaan fisik ini berbeda dengan kunjungan ke dokter ketika bayi memang sakit, cedera, atau terluka, Ma. Kontrol dokter rutin bertujuan untuk memastikan apakah si Kecil bertumbuh kembang sesuai usianya atau tidak. 

Lalu, apa saja pemeriksaan fisik yang akan dilakukan oleh dokter di bulan ini?

  • Tanda-tanda pertumbuhan gigi pertama. Dokter juga menunjukkan kepada Mama cara menyikat gigi bayi dan memberikan tips untuk mengatasi gejala tumbuh gigi, termasuk demam, kerewelan, dan susah tidur nyenyak di malam hari.

  • Pertambahan berat dan panjang badan bayi.

  • Refleks, persendian, mata, telinga, mulut, jantung, paru-paru, dan kondisi alat kelamin bayi. 

  • Pola buang air besar (BAB) bayi. Sebab setelah bayi mulai makan makanan padat (MPASI), kebiasaan BAB-nya mungkin akan berubah tergantung apa yang ia makan. Masalah pencernaan seperti sembelit dan diare juga dapat terjadi di bulan ini setelah si Kecil diperkenalkan dengan makanan baru.

  • Bentuk kepala bayi dan titik lunaknya (fontanel alias ubun-ubun) untuk memastikannya berkembang dengan baik.

  • Kemampuan bayi duduk dan berguling.

  • Kelengkapan imunisasinya. Pada kontrol rutin di usia 6-8 bulan, dokter biasanya akan mengecek apakah si Kecil sudah mendapatkan vaksin pneumokokus (PCV), DTaP, Hib, polio, rotavirus, dan vaksin hepatitis B. 

Pada kunjungan ini, beberapa dokter juga mungkin mengecek kondisi psikologis Mama sendiri terkait dengan risiko depresi pasca persalinan. Sebab, gejala depresi postpartum sering tidak muncul sampai akhir paruh pertama tahun pertama (setelah usia bayi 6 bulan atau bahkan lebih).

Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter jika Mama memiliki kekhawatiran tentang depresi pasca melahirkan atau gangguan mood lainnya, ya.

Itu dia tahapan perkembangan bayi 8 bulan, cara stimulasi, dan hal-hal yang harus Mama waspadai. Selanjutnya, akan seperti apa perkembangan bayi umur 9 bulan nanti? Pantau terus perkembangan si Kecil bersama Nutriclub, ya!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. IDAI | Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
  2. Arsenault, A. (2017, March 2). What Happens at Baby’s Six-Month Checkup? Thebump.com; The Bump. https://www.thebump.com/a/babys-six-month-checkup
  3. Contributing, T. (2018, April 4). The 6-Month Well-Baby Visit. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/health-and-safety/six-month-well-baby-visit/
  4. Cegah Stunting, Protein Hewani Harus Ada dalam MPASI – Info Sehat FKUI. (2020, October 5). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/cegah-stunting-protein-hewani-harus-ada-dalam-mpasi/
  5. IDAI | Nutrisi pada Bayi dan Batita di Era New Normal Pandemi Covid 19. (2020). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new-normal-pandemi-covid-19
Artikel Terkait