Separation anxiety adalah perasaan sedih, cemas, gelisah, atau takut yang dialami bayi ketika harus berpisah dengan orang tua atau pengasuh terdekatnya. Misalnya ketika Mama berpamitan pergi berangkat kerja.
Lalu, adakah cara untuk menenangkan bayi yang rewel dan menangis terus karena tidak mau lepas dari ibunya? Simak ulasan selengkapnya di artikel ini, yuk, Ma.
Apakah Separation Anxiety Normal?
Separation anxiety adalah hal yang normal. Rasa cemas akan perpisahan adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang bayi.
Rasa cemas untuk berpisah atau ditinggal orang tua biasanya muncul setelah bayi memahami tentang keberadaan objek di sekitarnya. Bayi umumnya mulai memahami konsep ini pada usia 4-5 bulan. Namun di kelompok usia ini, bayi baru bisa memahami jika akan ada selalu orang yang menemaninya.
Ia belum mengerti bahwa objek-objek yang ada di sekitarnya bisa “menghilang” atau “bersembunyi”, tapi sebenarnya masih bisa kembali lagi.
Bayi juga belum mengerti tentang konsep waktu, sehingga mereka mengira orang tua yang keluar dari kamar sudah pergi untuk selamanya dan tidak bisa dilihat lagi.
Selain itu, separation anxiety juga bisa terjadi karena mungkin di awal tumbuh kembangnya, si Kecil tidak pernah ditinggal sendiri atau jarang ditemani orang lain selain Mama dan Papa. Tanpa konsep-konsep tersebut, bayi bisa menjadi cemas dan takut ketika orang tua pergi dan “menghilang” dari pandangan mereka.
Separation Anxiety Akan Bertahan Sampai Usia Berapa?
Separation anxiety biasanya muncul saat bayi masih bayi dan akan mencapai puncaknya ketika si Kecil berusia antara 9-18 bulan dan biasanya berakhir pada saat anak berusia 3 tahun.
Sebenarnya Mama tidak perlu terlalu khawatir dengan separation anxiety, karena ini adalah permulaan untuk bayi pelan-pelan belajar bahwa perpisahan bukan hal yang permanen.
Penyebab Separation Anxiety pada Bayi
Mama, meskipun separation anxiety merupakan hal yang normal terjadi, namun ada beberapa hal yang dapat menyebabkan munculnya kondisi ini, antara lain:
-
Beradaptasi di lingkungan yang baru.
-
Gaya pengasuhan yang tidak membiasakan si Kecil untuk memilih.
-
Kehilangan orang tua atau pengasuh.
-
Memiliki saudara baru.
-
Memiliki pengasuh baru.
-
Pindah rumah.
-
Pengasuh yang mengalami stres.
-
Bayi merasa tidak enak badan, lapar, atau merasa lelah.
Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Menangis Terus dan Tips Mengatasi Bayi Rewel
Gejala Separation Anxiety pada Bayi
Ketika akan ditinggal orang tua atau pengasuhnya, bayi biasanya akan menunjukkan tanda-tanda separation anxiety seperti:
-
Menangis histeris saat Mama, Papa, atau pengasuhnya keluar kamar.
-
Menangis dan rewel saat Mama atau pengasuh tidak berada di ruangan yang sama dengan si Kecil.
-
Terbangun di malam hari dan menangis mencari Mama atau Papa setelah sebelumnya bisa tidur lelap sepanjang malam.
-
Menolak atau susah tidur tanpa keberadaan orang tua di dekatnya.
-
Selalu ingin dekat dengan Mama atau pengasuh sampai si Kecil tertidur.
-
Tidak suka bermain sendiri.
-
Tidak mau berpisah dari Mama atau pengasuhnya ketika berada di situasi baru.
-
Cenderung memiliki preferensi yang kuat terhadap satu orang saja dibanding bersama. yang lain.
-
Merasa takut jika melihat orang yang belum dikenal atau belum pernah dilihatnya.
Cara Menangani Separation Anxiety pada Bayi
Tidak perlu panik ya Ma jika si Kecil sedang mengalami separation anxiety. Mama bisa melakukan beberapa cara seperti berikut ini:
1. Berpamitan pada si Kecil
Mama mungkin pernah berpikir untuk diam-diam meninggalkan bayi dengan pengasuh supaya tidak perlu terjadi drama berkepanjangan saat akan pergi. Namun, jangan pernah melakukan hal ini ya, Ma.
Mama disarankan untuk tetap berpamitan dengan si Kecil. Sampaikan kapan Mama akan pergi dan kapan Mama akan kembali.
Apabila Mama pergi begitu saja tanpa berpamitan, si Kecil akan merasa bingung dan kecewa berat saat menyadari Mama tidak ada di sampingnya.
Hal ini akan membuat momen perpisahan selanjutnya menjadi lebih sulit dan menakutkan bagi si Kecil.
Namun, usahakan Mama berpamitan dengan singkat, ya. Apabila durasi berpamitan terlalu lama, si Kecil akan semakin susah untuk berpisah dengan Mama.
Baca juga: 7 Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
2. Pasang Ekspresi Wajah Ceria
Saat akan berpisah dengan si Kecil, Mama harus terlebih dahulu merasa tenang sehingga dapat berpamitan sambil memasang wajah yang ceria.
Apabila Mama merasa tidak tenang dan memasang wajah yang muram si Kecil dapat menangkap hal tersebut dan cenderung lebih rewel.
Pasalnya, si Kecil akan turut merasakan sedih dan menerjemahkan raut muka murung Mama sebagai tanda ia berada di tempat yang tidak aman.
3. Buat Momen Perpisahan Jadi Menyenangkan dan Konsisten
Ternyata dengan memberikan kesan menyenangkan saat akan berpisah dengan si Kecil akan membantunya mengatasi separation anxiety.
Mama bisa membiasakan untuk mencium pipi, melambaikan tangan dengan ceria, atau memberikan benda kesayangan si Kecil saat akan pergi.
Selain itu, biasakan untuk melakukan ritual perpisahan yang sama di waktu yang sama setiap hari. Contohnya, jika Mama terbiasa untuk berangkat kerja jam 7 pagi, maka buatlah perpisahan menyenangkan di jam tersebut.
Tujuannya agar si Kecil terbiasa dan hafal dengan kebiasaan Mama yang tidak ada disampingnya di waktu-waktu tertentu.
Mama juga perlu yakin dengan pengasuh bahwa si Kecil akan diasuh dengan baik selama Mama tidak berada di dekatnya.
4. Seringlah Menghibur dan Memeluk si Kecil
Untuk mengatasi separation anxiety pada si Kecil, penting untuk sering menghibur dan memeluknya.
Cobalah memberikan dukungan emosional dengan menghiburnya dan memberikan pelukan hangat. Hal ini membantu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi si Kecil, mengetahui bahwa orang tua selalu ada untuknya.
Berikan perhatian ekstra dan luangkan waktu untuk bermain dengannya. Mendengarkan ceritanya dan terlibat dalam aktivitas yang disukainya akan membantu mengalihkan perasaannya dan memperkuat ikatan antara orang tua dan si Kecil.
Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih, si Kecil akan merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi perpisahan dengan Mama di kemudian hari.
Baca juga: Ragam Manfaat Berenang untuk Bayi
5. Biasakan Bayi Merangkak Menjauh dari Mama
Salah satu cara mengatasi separation anxiety pada bayi adalah dengan membiasakannya untuk merangkak jauh menjauh dari Mama atau pengasuh.
Tujuan hal ini dilakukan untuk membantu mengembangkan kemandirian. Hal yang terpenting, pastikan untuk terus mengawasinya, ya.
6. Latihan Tinggalkan Bayi Sebentar
Mama juga bisa mencoba biasakan berlatih meninggalkan bayi di tempat yang aman.
Tak lama kemudian Mama atau pengasuh bisa kembali lagi. Cara berlatih ini bertujuan untuk menunjukkan pada bayi jika Mama atau pengasuhnya bisa pergi dan akan kembali lagi menemaninya.
7. Terus Kenalkan dengan Lingkungan dan Orang Baru
Mama yang bekerja dan harus menitipkan si Kecil ke daycare atau pengasuh perlu membiasakan diri berpisah dengan bayi. Biarkan si Kecil bertemu dengan orang baru serta berada di tempat baru.
Mama bisa mempertemukan bayi dengan pengasuh lebih sering agar si Kecil terbiasa melihat wajah dan merasakan keberadaan pengasuh baru. Jika diperlukan, kunjungi daycare beberapa kali sebelum Mama menitipkannya di sana.
Baca juga: 8 Rekomendasi Mainan untuk Stimulasi Bayi 10 Bulan
8. Jangan Tinggalkan Bayi saat Rewel
Saat lapar, gelisah, atau mengantuk si Kecil cenderung lebih mudah menangis dan rewel. Mereka jadi ingin terus dekat dengan Mama.
Sebelum pergi, sebisa mungkin pastikan bayi Mama dalam kondisi tidak menangis, nyaman, dan telah tercukupi kebutuhan dasarnya sehingga perpisahan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
9. Bacakan Buku Cerita tentang Perpisahan
Apabila si Kecil masih sulit untuk berpisah dari Mama atau Papa, jangan pernah mengkritiknya dengan kata-kata negatif ya, Ma.
Alih-alih mengkritik si Kecil, Mama dapat mulai membacakan buku yang menceritakan tentang ketakutan saat harus berpisah dengan orang tuanya.
Hal ini mungkin akan membantu si Kecil memvalidasi perasaan takutnya saat harus berpisah dari Mama. Ia akan berpikir, “Oh ternyata tidak apa-apa merasa takut dan khawatir saat Mama akan pergi. Bukan hanya aku saja yang merasa begitu.”
Dengan begitu, si Kecil akan merasa lebih lega saat harus berpisah dari Mama, Papa, atau orang terdekat lainnya.
10. Teguhkan Hati Mama dan Papa
Bayi yang mengalami kecemasan perpisahan juga bisa mengganggu keseharian Mama.
Percayalah bahwa fase ini hanya sementara. Seiring berjalannya waktu ia akan memahami konsep object permanence dan menjadi sosok yang lebih mandiri sehingga tidak lagi menangis hebat saat harus berpisah dengan Mama.
Mama perlu konsisten dalam melatih si Kecil untuk terbiasa tidak bersama Mama. Dengan tetap konsisten, ia bisa lebih cepat mengatasi kecemasan perpisahannya.
Baca Juga: Manfaat Sensory Play untuk Anak dan Ide Permainannya
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Separation anxiety memang merupakan hal yang normal terjadi pada bayi hingga anak usia dini.
Namun, Mama disarankan untuk segera menghubungi dokter kepercayaan keluarga ketika separation anxiety si Kecil menyebabkan beberapa hal di bawah ini:
-
Mengganggu kehidupan si Kecil dan keluarga Anda.
-
Lebih parah daripada kecemasan anak-anak lain di usia yang sama.
-
Telah berlangsung selama minimal 4 minggu.
Apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda di atas bisa jadi ia mengalami separation anxiety disorder. Tapi jangan pernah mendiagnosa keadaan si Kecil secara mandiri ya, Ma.
Biarkan dokter melakukan serangkaian tes dan memberikan penanganan terbaik bagi si Kecil.
Apabila masih memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang separation anxiety, Mama dapat menghubungi Nutriclub Expert Advisor untuk dapatkan jawaban lengkapnya dari para ahli secara langsung. Yuk, jadwalkan konsultasi Mama sekarang