Loading...
Seorang ibu tampak kelelahan karena bekerja sekaligus mengasuh anak.
Untuk Mama

5 Cara Mengatasi Parental Burnout Bagi Ibu yang Bekerja

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 12 Juni 2024


  • Tanda Mama Mengalami Parental Burnout 
  • Cara Mengatasi Parental Burnout

Sebagai seorang working mom, Mama pasti dituntut untuk bisa terus Menang di Setiap Langkah. Artinya, Mama dapat membagi waktu sebaik mungkin antara merawat anak, mengejar deadline kantor, dan mengurus rumah tangga. Semua hal ini terasa berkejaran tiada henti tanpa menyisakan sedikit waktu untuk diri sendiri. Jika berlangsung dalam jangka waktu panjang, bukan tidak mungkin Mama mengalami parental burnout

Sayangnya, banyak yang beranggapan bahwa ibu lelah mengurus anak merupakan hal yang wajar. Ada pula ibu yang merasa malu hingga merasa bersalah ketika mengalami parental burnout sehingga memilih untuk menyembunyikan apa yang dirasakan. 

Mama, jangan lakukan hal itu, ya. Sebab menyembunyikan kondisi sesungguhnya dan berpura-pura kuat justru akan berdampak buruk bagi kesehatan mental Mama dalam jangka panjang. 

Mama sekali lagi perlu mengingat bahwa merawat anak merupakan salah satu pekerjaan paling sulit di dunia. Jadi, sangat wajar jika Mama merasa kewalahan kesulitan. Satu hal yang paling penting adalah Mama sudah dan akan terus melakukan yang terbaik untuk mendampingi si Kecil Menang di Setiap Langkah.

Tanda Mama Mengalami Parental Burnout 

Parental burnout adalah kondisi mental yang membuat Mama merasa sangat lelah dan jenuh sehingga tidak memiliki energi dan keinginan untuk mengurus apapun. Kondisi ini merupakan manifestasi dari stres yang muncul selama merawat anak sambil bekerja.

Di tengah kesibukan bekerja dan merawat si Kecil, yuk coba kenali diri sendiri. Apabila merasakan gejala berikut ini, mungkin Mama sedang mengalami parental burnout:

  • Merasa kelelahan sepanjang waktu. 

  • Muncul perasaan tidak berdaya atau putus asa. 

  • Mulai meragukan kemampuan diri sendiri. 

  • Kehilangan motivasi. 

  • Sakit kepala, nyeri leher, dan nyeri otot. 

  • Tidak bisa berpikir jernih.

  • Mudah lupa. 

  • Mengalami perubahan nafsu makan dan pola tidur. 

  • Merasa sendirian di dunia ini. Bahkan anak, suami, dan orang tua terasa asing. 

  • Menjadi lebih cepat marah. 

  • Menjadi lebih suka mengisolasi diri. 

Namun perlu diingat ya, Ma. Gejala tersebut hanya digunakan sebagai sumber informasi umum. Jangan pernah menggunakannya untuk mendiagnosa diri sendiri, ya. Untuk mendapatkan diagnosa yang pasti, Mama disarankan untuk mengunjungi psikolog terpercaya. 

Baca Juga: Pentingnya Ibu Menyusui Bebas Dari Stres 

Cara Mengatasi Parental Burnout

Rata-rata seorang ibu mengalami parental burnout ketika anak masih berusia dini. Dan gejala yang dirasakan bervariasi mulai dari ringan hingga sedang. 

Nah, kondisi stres mengurus anak tersebut perlu segera ditangani sebab bisa mempengaruhi kesehatan fisik Mama secara keseluruhan. Contohnya perubahan pola tidur menjadi terlalu pendek dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. 

Sementara tingkat stres yang lebih tinggi dan temperamen yang buruk dapat mempengaruhi kualitas hubungan terhadap pasangan dan anak. 

Dengan pasangan, Mama mungkin akan lebih mudah mengalami miskomunikasi, pertengkaran, hingga muncul rasa benci. Sedangkan dengan anak, mungkin Mama justru merasa kehilangan kedekatan emosional. Hal ini dapat mempengaruhi keoptimalan tumbuh kembangnya, Ma. 

Maka dari itu, kalau Mama merasa mengalami tanda-tanda parental burnout atau memang benar-benar dinyatakan mengalami kondisi tersebut, Mama dapat mencoba beberapa cara berikut ini untuk meringankan gejalanya: 

1. Komunikasikan Perasaan Mama

Apabila Mama merasa kelelahan dan mulai kewalahan menghadapi luapan emosi, salah satu hal utama yang perlu dilakukan adalah mengkomunikasikan perasaan pada orang terdekat dan terpercaya, terutama suami. 

Beri tahu bahwa Mama membutuhkan dukungan, baik secara emosional maupun secara spiritual. Katakan dengan jelas bentuk dukungan yang dibutuhkan untuk menghindari munculnya konflik berkepanjangan. 

Apabila Mama merawat si Kecil seorang diri, beritahu anggota keluarga atau teman terdekat yang dipercaya bahwa Mama membutuhkan bantuan. 

Selain itu, Mama juga bisa mempekerjakan baby sitter profesional untuk membantu mengasuh si Kecil atau menambah jumlah asisten rumah tangga untuk meringankan beban mengurus segala kebutuhan domestik. 

Baca juga: Cara Mengatasi Baby Blues pada Kelahiran Prematur

2. Atur Pola Makan Sehat

Ketika merasa kelelahan dan suasana hati terasa buruk, mungkin Mama terbiasa menyeduh secangkir kopi agar tetap “melek” atau memakan camilan manis sebagai moodboster.

Sekali waktu, Mama boleh menikmati makanan yang Mama suka bukan suatu masalah. Namun, konsumsi makanan manis dan tinggi kafein setiap saat tentu tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 

Konsumsi kafein dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan suasana hati Mama semakin buruk seperti gelisah dan gugup. Jadi, sebaiknya batasi konsumsi kafein sebanyak 400 mg saja per hari. 

Begitu juga dengan terlalu banyak mengonsumsi makanan manis. Pola makan ini dapat memicu munculnya rasa khawatir, mudah marah, dan sedih. Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula juga membuat Mama lebih berisiko mengalami obesitas dan diabetes. 

Perlan-pelan, atur pola makan yang lebih sehat, yuk, Ma. Isi piring Mama dengan sayur, buah, gandum utuh, kacang-kacangan, dan makanan tinggi protein. Jangan lupa juga untuk penuhi asupan cairan yang dibutuhkan karena dehidrasi dapat membuat Mama merasa lelah dan lesu. 

3. Olahraga

Mama perlu melakukan olahraga secara rutin untuk menurunkan kadar stres. Sebab saat berolahraga, tubuh akan meningkatkan produksi hormon endorfin. Hormon ini sering disebut sebagai hormon kebahagiaan karena dapat membuat Mama merasa lebih bahagia dan penuh semangat. 

Selain itu, olahraga juga bantu tubuh Mama untuk lebih mudah terlelap dan tidur lebih nyenyak. Dengan catatan aktivitas ini tidak dilakukan terlalu dekat dengan waktu tidur. Pasalnya, olahraga dapat menimbulkan lonjakan energi yang membuat tubuh Mama kesulitan untuk diajak tidur. 

4. Sempatkan Me Time

Mama harus meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri supaya kadar stres dapat menurun, tidak mudah marah, merasa lebih bahagia, dan dapat menjadi lebih produktif. 

Apabila Mama sangat sibuk, cukup luangkan 10-15 menit setiap pagi untuk melakukan 1 sesi yoga harian, journaling, memakai sheet mask sambil meditasi, atau melakukan apapun yang Mama sukai. 

Baca juga: 7 Tips Mengelola Waktu bagi Mama Baru

5. Hindari Menyalahkan Diri Sendiri

Rasa bersalah seringkali melintas di hati setiap kali Mama hendak mengambil sedikit waktu untuk merawat diri sendiri. 

Segera tepis rasa bersalah tersebut dengan mengingat fakta bahwa anak akan tumbuh dengan lebih optimal ketika diasuh oleh ibu yang bahagia. 

Burnout mungkin akan Mama rasakan secara berulang, karena kehidupan menjadi orang tua memang sangat dinamis dan penuh tantangan. Oleh karena itu, Mama dapat meminimalisir munculnya parental burnout dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga komunikasi dengan pasangan. Jangan lupa juga untuk selalu menyempatkan diri untuk me time ya, Ma.

Agar Mama dapat terus Menang di Setiap Langkah, yuk daftarkan diri ke MyNutriclub. Dapatkan berbagai informasi menarik tentang cara merawat diri dan cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Selain itu, Mama juga berkesempatan untuk mendapatkan berbagai penawaran eksklusif dan hadiah, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. ‌WebMD Editorial Contributors. (2021, March 19). What to Know About Parental Burnout. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/what-to-know-about-parental-burnout

  2. 0. (2021, October 29). Dear Exhausted and Burnt Out Parents, We’re Here to Help. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/parental-burnout#how-to-cope

  3. Mrunal. (2018, September 15). Taking Time Out for Yourself Doesn’t Make You a “Selfish Mom.” FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/taking-time-out-for-yourself-doesnt-make-you-a-selfish-mom/

  4. Drillinger, M. (2018, July 31). The 4 Worst Foods for Your Anxiety. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/mental-health/surprising-foods-trigger-anxiety#caffeine

  5. ‌7 great reasons why exercise matters. (2023). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/exercise/art-20048389

Artikel Terkait