Loading...
efek-operasi-caesar-jangka-panjang
Untuk Mama

Kenali Risiko Melahirkan Caesar Bagi Ibu dan Bayi

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 01 November 2021


  • Efek Operasi Caesar Bagi Mama
  • Efek Operasi Caesar pada Bayi Akibat Persalinan Caesar

Operasi caesar umumnya merupakan tindakan medis yang sangat aman. Namun seperti jenis operasi apa pun, operasi caesar memiliki risiko efek samping tertentu, baik bagi Mama dan si Kecil. 

Jadi, penting bagi Mama mengetahui segala kemungkinan efek operasi caesar yang dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang, terutama jika Mama mempertimbangkan operasi caesar karena alasan pribadi (non-medis). Yuk, simak informasi selengkapnya di artikel ini!

Efek Operasi Caesar Bagi Mama

Persalinan caesar dapat ditempuh dokter berdasarkan alasan medis yang berisiko tinggi bagi ibu dan anak, atau berangkat dari pilihan pribadi ibu hamil itu sendiri. 

Operasi caesar umumnya dapat membantu mengurangi risiko kematian ibu dan anak selama proses persalinan apabila terindikasi ada masalah yang menyebabkan persalinan normal tidak mungkin dilakukan.1 

Operasi caesar juga terbukti dapat menurunkan kejadian prolaps panggul (turunnya organ panggul, rahim dan vagina) yang dapat terjadi dalam proses persalinan normal.2

Akan tetapi, tindakan caesar juga memiliki risiko efek samping tertentu yang dapat terjadi setelah operasi. Mengetahui efek samping setelah operasi caesar bisa mengurangi rasa khawatir yang Mama rasakan, lho. Berikut penjelasannya. 

1. Infeksi Bekas Jahitan Caesar

Luka bekas jahitan caesar harus telaten dirawat sampai benar-benar kering agar cepat sembuh dan tidak menimbulkan nyeri.

Salah satu risiko efek samping setelah operasi caesar yang mungkin terjadi jika perawatan luka jahitnya tidak tepat adalah infeksi. Infeksi dapat muncul segera setelah melahirkan atau selama proses pemulihan berlangsung. 

Infeksi terjadi karena ada pertumbuhan bakteri di area bekas luka. Risiko infeksi pada jahitan caesar ini cenderung lebih rentan terjadi pada Mama yang mengidap obesitas, diabetes, penyakit autoimun, dan mengalami komplikasi selama kehamilan (termasuk hipertensi saat hamil, banyak mengalami perdarahan selama operasi, pernah mengalami operasi caesar sebelumnya).

Umumnya, ciri dan tanda bekas jahitan caesar yang mengalami infeksi adalah sebagai berikut. 

  • Perut terasa sakit parah.

  • Kemerahan dan pembengkakan di area bekas jahitan. 

  • Keluar nanah dari luka jahitan.

  • Nyeri di area bekas jahitan yang semakin memburuk dan tidak kunjung hilang.

  • Demam lebih dari 38° Celcius.

  • Nyeri saat buang air kecil.

  • Keputihan berbau tidak sedap.

  • Perdarahan berlebihan dari vagina, setidaknya dalam waktu satu jam setelah melahirkan.

  • Muncul gumpalan darah. 

  • Kaki bengkak dan terasa nyeri.

Jika Mama mengalami tanda-tanda di atas, sebaiknya segera periksakan bekas luka jahitan caesar ke dokter agar segera mendapat penanganan lebih lanjut.

2. Pembekuan Darah

Pasca operasi caesar, Mama biasanya akan diminta oleh dokter atau perawat untuk bergerak dan berpindah posisi berbaring sedikit demi sedikit. Misalnya, mengubah posisi berbaring dari kanan ke kiri atau sebaliknya, atau pelan-pelan belajar duduk dan berbaring.

Hal ini dilakukan tidak hanya untuk mempercepat proses pemulihan setelah operasi caesar, tapi juga untuk mencegah efek samping berupa pembekuan darah (trombosis).

Ya! Melahirkan secara caesar juga meningkatkan risiko terjadinya bekuan darah. Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah vena yang ada di tungkai akan menyebabkan deep vein thrombosis (trombosis vena dalam). Kondisi ini ditandai dengan nyeri di kaki, kemerahan pada kulit kaki, dan kaki terasa hangat.

Jika bekuan darah lepas dan mengalir ke paru-paru, bekuan tersebut dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan emboli paru yang mengancam nyawa.

Baca Juga: Mempersiapkan Kelahiran Si Kecil

3. Tingkat Kesuburan Menurun

Selain risiko jangka pendek, ada berbagai risiko efek samping operasi jangka panjang yang dapat terjadi. 

Tinjauan sistematik yang dilakukan oleh Keag et al, misalnya, menunjukkan bahwa operasi caesar memiliki asosiasi yang lebih tinggi dengan kondisi kurang subur (subfertil), dibandingkan pada Mama yang menjalani persalinan normal. 

Subfertil adalah kondisi ketika tingkat kesuburan agak berkurang, sehingga pasangan lebih sulit untuk memiliki anak, tetapi tetap bisa mengandung.

4. Nyeri Saat Berhubungan Intim

Masih menurut tinjauan sistematik yang dimuat pada jurnal PLOS Medicine, dibandingkan dengan persalinan normal, ibu hamil yang menjalani persalinan caesar berisiko mengalami kondisi dispareunia lebih tinggi.

Dispareunia adalah nyeri pada area kelamin yang terjadi secara terus-menerus atau berulang ketika akan, sedang, atau setelah berhubungan seksual. 

5. Plasenta Previa

Pada kehamilan normal, plasenta seharusnya berada pada puncak rahim. Namun, ibu hamil yang menjalani persalinan caesar sebelumnya berisiko mengalami plasenta previa atau kondisi plasenta rendah pada kehamilan selanjutnya.

Letak plasenta disebut turun atau rendah ketika berada di dekat mulut rahim (di bawah atau samping bawah). Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan pada Mama dan bayi lahir prematur

6. Plasenta Akreta

Plasenta akreta juga dapat menjadi salah satu risiko efek samping operasi caesar dalam jangka panjang yang Mama alami. Plasenta akreta adalah kondisi ketika plasenta melekat dan tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim hingga ke otot rahim.

Mama yang memiliki plasenta akreta dikategorikan sebagai kehamilan berisiko tinggi. Sebab, kondisi ini membuat plasenta menjadi sulit lepas saat proses persalinan dan berisiko menyebabkan perdarahan hebat. 

Dari tiga studi yang ada, wanita yang pernah menjalani persalinan caesar juga berisiko mengalami kejadian plasenta akreta sebesar 2,95 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang sebelumnya menjalani persalinan normal.

7. Plasenta Lepas Dini (Abruptio Plasenta)

Pada kondisi normal, plasenta akan lepas dari dinding rahim setelah janin dilahirkan. Apabila plasenta lepas terlalu dini bahkan saat kehamilan berlangsung, kondisi ini disebut dengan abrupsio plasenta.

Plasenta yang lepas sebelum waktunya dapat mengancam keselamatan Mama dan bayi selama persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan kurangnya asupan oksigen dan nutrisi pada janin, serta perdarahan pada Mama.

Berdasarkan enam studi yang ada, perempuan dengan riwayat operasi caesar berisiko mengalami abrupsio plasenta sebesar 1,38 kali lebih tinggi dibandingkan wanita dengan riwayat persalinan normal.

8. Rahim Robek (Ruptur Rahim)

Robeknya rahim atau disebut dengan ruptur pada rahim merupakan salah satu efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi caesar.

Robekan pada rahim dapat menyebabkan janin keluar ke rongga abdomen. Hal ini lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat operasi caesar, yang melahirkan secara normal pada kehamilan selanjutnya. 

Walaupun jarang terjadi, kasus ruptur pada rahim Mama lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan riwayat operasi caesar, sebesar 25.81 kali lebih tinggi dibandingkan pada kasus ibu hamil dengan riwayat persalinan normal.

Baca Juga: Tips untuk Papa Mempersiapkan dan Merencanakan Persalinan Mama

Efek Operasi Caesar pada Bayi Akibat Persalinan Caesar

Tidak hanya pada ibu, melahirkan secara caesar juga bisa menimbulkan risiko pada bayi. Beberapa risiko pada bayi yang bisa terjadi akibat persalinan caesar adalah:

1. Kekebalan Tubuh Bayi Lemah

Tahukah Mama? Ternyata, perbedaan utama dari bayi yang lahir caesar dan lahir secara normal terletak pada daya tahan tubuhnya dan kemampuannya menghadapi penyakit dari luar.

Bayi yang lahir melalui persalinan caesar dapat kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bakteri baik yang biasanya diterima oleh si Kecil melalui jalan lahir ibunya. Ini karena metode kelahiran caesar dapat menyebabkan gangguan keseimbangan kolonisasi bakteri di saluran pencernaan si Kecil. 

Padahal, bakteri pencernaan yang baik seperti Bifidobacteria berperan penting pada perkembangan sistem daya tahan tubuh si Kecil sampai ke depannya. Gangguan kolonisasi bakteri inilah yang dapat menyebabkan si Kecil yang lahir melalui operasi caesar memiliki sistem imun yang lebih sensitif atau kekebalan tubuh lemah.

Bahkan, sebuah studi terbitan Journal of Clinical Epidemiology menunjukkan bahwa bayi yang lahir secara caesar lebih mudah mengalami alergi (alergi makanan dan alergi rhinitis) dan tertular penyakit infeksi (seperti ISPA, radang usus) dibandingkan bayi yang lahir normal. 

Bayi yang lahir secara caesar juga memiliki peningkatan risiko terhadap penyakit kronis seperti diabetes, radang sendi, dan penyakit celiac.

2. Ketidakseimbangan Mikrobiota Usus

Efek operasi caesar pada bayi berikutnya adalah masalah ketidakseimbangan bakteri dalam saluran cerna si Kecil. Seperti yang Mama tahu, usus manusia dihuni oleh koloni bakteri baik (probiotik) yang bertugas menjaga sistem imun dan kesehatan saluran cerna. 

Maka ketika jumlahnya tidak seimbang, sistem kekebalan tubuh bisa jadi terganggu yang dapat berakibat pada kesehatan si Kecil. 

3. Meningkatkan Risiko Obesitas

Hasil studi yang dimuat pada Journal of the American Medical Association terhadap 33.000 orang dewasa menemukan bahwa sebagian besat partisipan yang mengalami obesitas memiliki riwayat dilahirkan lewat persalinan caesar. 

Hal ini diduga karena bayi yang lahir secara caesar memiliki bakteri pencernaan yang lebih sedikit. Padahal, bakteri baik seperti Bifidobacteria dan Bacteroides dapat melindungi si Kecil dari risiko obesitas dengan membantu tubuh lebih efektif mencerna makanan, seperti ASI, sekaligus memproses energi dan nutrisi makanan.

4. Ada Risiko Autisme dan ADHD

Penyebab ADHD sampai saat ini belum diketahui pasti. Sementara itu, autisme dapat dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, atau beberapa kelainan genetik.

Namun, sebuah studi yang dimuat pada Jurnal JAMA, menemukan bahwa bayi yang dilahirkan lewat persalinan sesar berisiko tinggi mengalami gangguan autis dan ADHD dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui persalinan normal. 

Lebih lanjut, para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak yang lahir melalui operasi caesar memiliki risiko autisme 33 persen lebih tinggi dan risiko pengembangan ADHD 17 persen lebih tinggi. 

Walaupun ini bukan pertama kalinya peneliti menemukan kaitan efek operasi caesar dengan gangguan perilaku si Kecil, efek operasi caesar pada bayi ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut di kemudian hari.

Baca Juga: Cara Menentukan Jarak Kehamilan Setelah Sesar agar Tidak Terlalu Dekat

Melihat berbagai kemungkinan risiko yang dapat terjadi, keputusan untuk menjalani operasi caesar haruslah Mama buat setelah dipertimbangkan dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan dokter kandungan. 

Nah, untuk membantu Mama mempertimbangkan masak-masak, ada E-book eksklusif dari MyNutriclub yang bisa Mama unduh dan baca selengkapnya mengenai persiapan sebelum maupun setelah persalinan, termasuk panduan tepat untuk merawat bayi yang lahir caesar.

Semoga persalinan Mama lancar dan si Kecil tumbuh besar menjadi beloved winner kebanggaan Mama dan Papa, ya!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Khan MN, Rahman MM, Rahman MA, Alam MM, Khan MA. Long-term effects of caesarean delivery on health and behavioural outcomes of the mother and child in Bangladesh. medRxiv. 2020.
  2. Keag, O. E., Norman, J. E., & Stock, S. J. (2018). Long-term risks and benefits associated with cesarean delivery for mother, baby, and subsequent pregnancies: Systematic review and meta-analysis. PLoS medicine, 15(1), e1002494. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002494
  3. Sandall J, Tribe RM, Avery L, Mola G, Visser GH, Homer CS, Gibbons D, Kelly NM, Kennedy HP, Kidanto H, Taylor P, Temmerman M. Short-term and long-term effects of caesarean section on the health of women and children. Lancet. 201813;392(10155):1349-1357. 
  4. Harharah L. What's Better? Natural Birth, or a C-Section? [Internet]. Singapore: Gleneagles Hospital; 2021 [updated 2021; cited 2021 Sep 20]. Available from: https://www.gleneagles.com.sg/healthplus/article/natural-delivery-caesarean-delivery
  5. Tihtonen K, Nyberg R. Kohdun keisarileikkausarven pitkäaikais- vaikutukset [Long-term effects of uterine cesarean section scar]. Duodecim. 2014;130(5):461-8. 
  6. Caesarean birth: what are the risks and benefits? (2022). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a1029062/caesarean-birth-what-are-the-risks-and-benefits
  7. C-section - Mayo Clinic. (2022). Mayoclinic.org; https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-section/about/pac-20393655
  8. NHS Choices. (2023). Risks - Caesarean section. https://www.nhs.uk/conditions/caesarean-section/risks/
  9. Verywell. (2021). Be Aware of These Common Problems After Surgery. Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/common-problems-after-surgery-3156807#toc-why-am-i-constipated
  10. Krans, B. (2018, July 17). C-Section (Cesarean Section). Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/c-section
  11. The. (2018, January 9). Post-Cesarean Wound Infection: How Did This Happen? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/pregnancy/post-cesarean-wound-infection
  12. Watson, S. (2018, January 24). 6 Tips for a Fast C-Section Recovery. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/pregnancy/c-section-tips-for-fast-recovery#pain-relief
  13. Parents. (2014). A Week-by-Week C-Section Recovery Timeline. Parents. https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/cesarean/your-c-section-recovery-timeline-and-tips/
  14. Sandoiu, A. (2018, January 24). Long-term risks and benefits of C-section revealed. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320712
  15. Masukume, G., O'Neill, S. M., Baker, P. N., Kenny, L. C., Morton, S., & Khashan, A. S. (2018). The Impact of Caesarean Section on the Risk of Childhood Overweight and Obesity: New Evidence from a Contemporary Cohort Study. Scientific reports, 8(1), 15113. https://doi.org/10.1038/s41598-018-33482-z
  16. C-Section Birth Associated with Numerous Health Conditions. (2020, December 7). National Center for Health Research. https://www.center4research.org/c-section-birth-health-risks/
  17. Curley, B. (2019, September 4). C-Section Delivery May Raise Risk of Autism, ADHD — But Experts Aren’t Sure Why. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health-news/do-c-sections-increase-risk-of-autism-and-adhd#Not-a-call-to-avoid-all-C-sections
  18. Pediatric Microbiome Imbalance (Dysbiosis) - Children’s Health. (2022). Childrens.com. https://www.childrens.com/specialties-services/conditions/pediatric-microbiome-imbalance
  19. KC. (2022, July 18). A pediatrician’s perspective on c-section births and the gut microbiome - International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics (ISAPP). International Scientific Association for Probiotics and Prebiotics (ISAPP). https://isappscience.org/a-pediatricians-perspective-on-c-section-births-and-the-gut-microbiome/#:~:text=Newborns%20delivered%20by%20C%2Dsection,children%20(e.g.%20Bacteroides%20species).
Artikel Terkait