Due date sudah lama terlewat, tapi Ibu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan? Dokter dan rumah sakit umumnya menawarkan prosedur induksi bila kehamilan Ibu telah lewat 10 hari dari due date. Prosedur ini akan semakin ditawarkan pada 14 hari setelah due date, demi mengurangi komplikasi pada kehamilan dan proses melahirkan. Sebenarnya apa sih prosedur induksi itu? Prosedur induksi adalah stimulasi kontraksi sebelum terjadi secara spontan atau alami. Induksi biasanya dilakukan bila persalinan gagal terjadi dengan sendirinya atau ada alasan tertentu lainnya yang mengharuskan Ibu untuk melakukan persalinan lebih awal. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) beberapa penyebab utama induksi di antaranya adalah:
- Kehamilan sudah lewat 2 minggu dari due date
- Plasenta terlepas
- Chorioamnionitis (infeksi pada membrane yang melapisi air ketuban)
- Membran yang pecah atau terlepas terlalu dini
- Pre-eclampsia
Prosedur Induksi saat Melahirkan
Prosedur Induksi terdiri dari 2 tahapan, yaitu:
1. Spiral Prostaglandin
Sebelum menjalani proses induksi, leher rahim harus sudah dalam keadaan siap untuk proses melahirkan. Bila leher rahim belum ‘matang’, maka dokter akan memberikan spiral prostaglandin yang terbuat dari berbagai hormon yang mempengaruhi persalinan.
2. Pemecahan air ketuban
Salah satu cara untuk memecahkan air ketuban adalah dengan prosedur amniotomi yang hanya bisa dilakukan bila leher rahim cukup terbuka dan kepala bayi berada rendah di dalam rongga pinggul.
Prosedur amniotomi memiliki beberapa kekurangan, yaitu membuat proses persalinan menjadi lebih tegang bila dibandingkan dengan proses normal. Selain itu, bila tali pusar berada di sekitar leher bayi, hilangnya cairan dapat meningkatkan tekanan dan mempengaruhi aliran darah ke bayi.
Pemberian Oksitosin saat Induksi
Bila air ketuban telah dipecahkan, biasanya kontraksi akan terjadi secara spontan. Tapi bila kontraksi tidak segera terjadi, maka Ibu akan diberikan oksitosin untuk merangsang kontraksi. Umumnya wanita tidak akan merasakan sakit bila air ketubannya dipecahkan. Tapi pemberian oksitosin biasanya mengakibatkan kontraksi yang lebih panjang, lebih kuat, dan lebih menyakitkan, dengan waktu istirahat yang lebih pendek.
Manfaat dan Resiko Prosedur Induksi
Prosedur induksi sangat penting dilakukan bila seorang wanita hamil mengalami masalah kesehatan dan bila keselamatan bayi dalam bahaya, sehingga kelahiran bisa dilakukan segera. Contohnya, bila bayi lahir terlambat lahir, biasanya dengan batas 14 hari setelah due date, maka proses induksi akan disarankan. Karena bila bayi terlambat lahir dikhawatirkan plasenta tidak cukup untuk mendukung kehidupan bayi.
Bila dilakukan dengan tepat oleh dokter yang berkualitas, proses melahirkan yang aman dan lancar, dan kesehatan bayi yang dilahirkan akan terjaga. Tapi tingkat kesuksesan prosedur induksi adalah sekitar 85%, dan biasanya dokter tidak menyarankan prosedur ini kecuali bila Ibu benar-benar memerlukannya karena alasan medis yang darurat.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam proses induksi adalah pemberian obat bisa membuat kontraksi terasa terlalu kuat sehingga membuat rahim dan bayi tertekan. Bila hal ini terjadi, dokter Ibu mungkin akan menghentikan pemberian obat untuk melihat apakah kontraksi berkurang. Bila dokter merasa bahwa akan terlalu beresiko bila menunggu terlalu lama, maka alternatif solusi lainnya adalah operasi Caesar.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, proses induksi biasanya menyebabkan kontraksi yang lebih kuat dan lebih menyakitkan. Untuk mengatasi rasa sakit ini, Ibu bisa melakukan beberapa aktivitas yang telah Ibu latih, misalnya latihan pernafasan. Tapi bila Ibu masih kesulitan mengatasi rasa sakit akibat kontraksi karena induksi, Ibu perlu membicarakan dengan dokter mengenai metode penghilang rasa sakit dengan obat-obatan.
Selain beberapa resiko di atas, obat yang diberikan saat proses induksi bisa membuat perut Ibu sakit. Karena itu, biasanya dokter akan menyarankan Ibu untuk tidak makan terlalu banyak sebelum proses induksi.
Lama proses induksi biasanya berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada umur kehamilan, apakah Ibu hamil anak pertama atau tidak, dan kesehatan Ibu secara keseluruhan. Karena adanya resiko dari proses induksi ini, maka biasanya dokter tidak akan menyarankan prosedur ini kecuali benar-benar diperlukan. Penggunaan prosedur induksi yang terlalu sering bahkan tidak bisa dibenarkan.
Baca Juga: Ketika Ibu Berada di Rumah Sakit Bersalin