Loading...
imunisasi-untuk-ibu-di-masa-kehamilan_large
Untuk Mama

6 Imunisasi Ibu Hamil dan Vaksinasi yang Tepat

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Mengenal Imunisasi Bagi Ibu Hamil
  • Macam-macam Imunisasi yang dianjurkan untuk Ibu Hamil
  • Pentingnya Imunisasi bagi Ibu Hamil

Review Expert: dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit tertentu. Sebaiknya, imunisasi Ibu hamil berapa kali? Apa saja jenis imunisasi Ibu hamil? Berikut informasinya dari Tim Ahli Nutriclub.

Mengenal Imunisasi Bagi Ibu Hamil

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberi kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi pada ibu hamil secara lengkap.

Menjaga agar ibu hamil tidak terinfeksi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi bisa menjadi langkah yang tepat yang dapat diambil oleh Mama. Bahkan perlindungan dari Mama dapat terbawa kepada si Kecil sampai ia memperoleh vaksinasi dan mampu melindungi dirinya sendiri.

Bila memungkinkan, pemberian vaksin sebaiknya dilengkapi sebelum Mama menjalani masa kehamilan. Namun bila hal ini tidak dilakukan, maka setidaknya ada beberapa vaksin yang dapat diberikan kepada ibu hamil. Risiko vaksinasi dari virus atau bakteri yang tidak aktif terhadap janin di dalam kandungan tidak terbukti, sehingga tidak memberikan vaksinasi yang harus diterima meningkatkan risiko Mama terkena infeksi yang turut dapat membahayakan janin.

Sebaliknya, vaksin dari virus hidup yang dilemahkan memiliki risiko pada kehamilan dan janin, sehingga baiknya tidak diberikan. Contoh vaksin ini adalah vaksin MMR (measles, mumps dan rubella) untuk melindungi dari cacar air, gondongan dan campak Jerman dan vaksin cacar air, yang semuanya merupakan vaksin dengan virus hidup yang dilemahkan.

Did you know?

”Bagi sebagian calon Ibu, masih banyak yang bertanya-tanya imunisasi Ibu hamil berapa kali harus dilakukan. Sebenarnya apa itu imunisasi? Imunisasi adalah proses di mana seseorang menjadi terlindungi dari penyakit di sini.“

Macam-macam Imunisasi yang dianjurkan untuk Ibu Hamil

Idealnya, semua vaksin untuk Ibu hamil tadi diberikan 3 bulan sebelum masa kehamilan atau paling lambat 4 minggu sebelum hamil. Adapun imunisasi yang dianjurkan dan dapat diberikan pada wanita hamil adalah sebagai berikut:

1. Imunisasi Vaksin Campak, Gondongan, dan Rubella (MMR)

Campak adalah penyakit yang menular disebabkan oleh virus. Gondongan juga merupakan penyakit yang ditularkan oleh virus. Untuk mencegahnya, imunisasi MMR dianjurkan untuk Ibu hamil.

2. Imunisasi untuk Ibu Hamil Tetanus Toxoid (TT)

Pada perempuan, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil. Imunisasi TT pada Ibu hamil bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).

3. Vaksin Hepatitis B untuk Ibu Hamil

Hepatitis B merupakan infeksi hati yang serius yang dapat berlanjut menjadi penyakit kronik, yang menyebabkan kerusakan hati dan meningkatkan risiko menderita kanker hati.

Penularan hepatitis B terjadi melalui darah atau cairan tubuh, sehingga Mama dengan Hepatitis B sangat mungkin menularkannya pada bayi saat proses persalinan. Di Indonesia, imunisasi hepatitis B sebenarnya sudah diberikan saat balita, namun jika diperlukan, imunisasi ini bisa diberikan saat hamil mengingat kasus hepatitis B cukup tinggi terutama bagi ibu hamil yang rentan terhadap infeksi tersebut seperti petugas kesehatan dengan daerah endemik hepatitis B, riwayat berganti pasangan, pengguna narkotik dan zat adiktif dengan jarum suntik, hidup dengan pasangan yang positif hepatitis B.

4. Vaksin Influenza untuk Bumil

Untuk beberapa negara dengan iklim dingin, influenza merupakan penyakit musiman yang cukup parah. Sebenarnya influenza memang tidak tergolong ganas dan mematikan, namun dalam kondisi hamil, daya tahan tubuh Mama menurun sehingga penyakit yang sedianya ringan seperti influenza dapat merugikan kondisi kesehatan tubuh Mama serta kehamilan itu sendiri. 

Komplikasi dari influenza adalah persalinan prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, Mama harus dirawat di rumah sakit dan walau jarang, dapat menyebabkan kematian. Mama yang sedang hamil di trimester 2 dan 3 paling berisiko mengalami komplikasi parah dari influenza. Saat terjadi wabah influenza, ditemukan adanya penurunan ukuran bayi, sehingga diduga adanya pengaruh influenza pada pertumbuhan bayi dan ditemukan bahwa jumlah bayi dengan ukuran kecil pada Mama dengan vaksin influenza lebih sedikit dibanding yang tidak divaksin. 

Keuntungan lain adalah ikut terlindunginya bayi, karena selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi belum bisa menerima vaksin influenza, sehingga Mama yang terlindungi akan turut melindungi bayi kemudian. Semua ibu hamil, tanpa memandang trimester, baiknya diberikan satu dosis vaksin, dalam bentuk virus yang tidak aktif.

5. Vaksin untuk Ibu Hamil Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT)

Imunisasi Ibu hamil ini termasuk imunisasi dasar dan biasanya sudah diberikan saat masih balita. Bagi yang belum pernah mendapatkan dapat melakukan imunisasi saat dewasa dan juga dapat diberikan saat Mama menjalani masa hamil. Rekomendasi terbaru dari CDC, ACOG ataupun PAPDI adalah setiap ibu hamil wajib mendapatkan vaksin ini minimal satu kali, sebaiknya di usia kehamilan 27-36 minggu untuk perlindungan optimal, tanpa memandang riwayat imunisasi Mama sebelum hamil.

Tidak ditemukan efek samping pada janin dan ditemukan kadar pertahanan tubuh yang baik pada bayi setelah lahir dengan pemberian vaksin difteri, pertusis dan tetanus.

Vaksin lain dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap ibu hamil, misalnya apakah Mama akan berpergian ke negara tertentu, punya risiko atau paparan tertentu dan tentunya perlu penyesuaian lebih lanjut mengenai vaksinasi yang dapat diberikan. Segera konsultasikan hal ini kepada dokter untuk menyiapkan perlindungan terbaik untuk Mama dan si Kecil.

6. Vaksin Hepatitis A

Imunisasi Ibu hamil salah satunya adalah vaksin hepatitis A. Imunisasi ini dapat melindungi Mama dari terinfeksi hepatitis A. Beberapa gejala yang ditimbulkan hepatitis A adalah demam, lelah, mual, dan muntah. Hepatitis ini banyak menular melalui makanan dan minuman.

Baca Juga: 7 Tips Mama Hamil Untuk Mencegah Penularan Penyakit

Pentingnya Imunisasi bagi Ibu Hamil

Imuniasai untuk ibu hamil diperlukan karena ibu hamil berisiko mengalami infeksi yang dapat memengaruhi kondisi janin, seperti kelainan bawaan, keguguran, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. Oleh karenanya berikut pentingnya imunisasi bagi ibu hamil:

  • Imunisasi memberikan manfaat pada janin dan bayi baru lahir melalui transfer pasif kekebalan tubuh (antibodi) melalui plasenta (ari-ari)
  • Imunisasi dapat melindungi ibu hamil dari penyakit berbahaya akibat infeksi seperti tetanus, difteri, pertusis, pneumokokus, meningokokus, dan hepatitis.
  • Imunisasi dapat mencegah ibu hamil terkena infeksisaluran pernapasan akibat virus influenza. Hal ini menjadi penting karena demam pada ibu hamil akibat infeksi, termasuk influenza, dapat menyebabkan gangguan pada janin bahkan kecacatan.

Itulah lima imunisasi yang bisa dilakukan oleh Ibu hamil. Kini, Mama tak lagi menyimpan pertanyaan imunisasi Ibu hamil apa saja. Namun, pastikan imunisasi di atas telah Mama konsultasikan dengan dokter kandungan, ya!

Persiapkan kelahiran si Kecil dengan mengetahui metode kelahiran yang tepat termasuk besar potensi Mama melahirkan Caesar hanya dalam 2 menit! Ambil tes sekarang.

Baca Juga: 6 Manfaat USG dan Jenisnya

Nutriclub akan membantu Mama memantau faktor risiko persalinan prematur melalui Preterm Risk Sceener berdasarkan hasil penelitian expert. Yuk, identifikasi faktor risiko persalinan prematur pada Mama dengan menggunakan tes di sini.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. World Health Organization. Immunization 
  2. Centers For Disease Control and Prevention. Vaccines for pregnant woman.
  3. Centers For Disease Control and Prevention. Guideline for vaccinating pregnant women.
  4. Cunningham FG, Leveno KJ,Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams' obstetrics. 24th ed. McGraw Hill; 2014. 
  5. Kliegman RM, Stanton B, St. Geme J, Schor N, Berman RE. Nelson's textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2011.
  6. Feigin J, Cherry J, Harrison N, Kaplan M. Feigin and cherry's textbook of pediatric infectious disease. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;2009.
  7. Munoz FM, Bond NH, Maccato M, Pinell P, Hammil HA, Swamy GK, et al. Safety and immunogenicity of tetanus diphtheria and acellular pertussis (Tdap) immunization during pregnancy in mothers and infants : a randomized controlled trial. JAMA. 2014;311(17):1760-9
  8. Steinhoff MC, Omer SB,  Roy E,Arifeen SE, Ranib R, Dodd C, Breiman RF, et al. Neonatal outcomes ater influenza immunization during pregnancy : a randomized controlled trial.CMAJ. 2012;184(6)
Artikel Terkait