Loading...
tips-cepat-hamil-memeriksa-kesuburan-ibu-dan-suami_large
Untuk Mama

Tips Cepat Hamil: Memeriksa Kesuburan Ibu dan Suami

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Pemeriksaan Riwayat Kesuburan
  • Pemeriksaan Fisik dan Alat Reproduksi

Review Expert : dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG

Penyebab 35% dari pasangan yang sulit hamil ternyata disebabkan adanya gangguan pada pria. Sehingga penting untuk memeriksa tingkat kesuburan pada suami.

Pemeriksaan Riwayat Kesuburan

Kehamilan merupakan harapan sebagian besar pasangan yang sudah menikah. Namun, banyak faktor yang menyebabkan kehamilan sulit diperoleh, salah satunya, masalah infertilitas. Pasangan dapat disebut infertil bila tidak memiliki anak setelah dua belas bulan berhubungan seks dan tanpa alat proteksi. Untuk mengatasi kesulitan hamil, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan pada masing-masing pasangan, sehingga dapat diketahui penyebab yang dapat dicarikan solusinya. Berikut tips cepat hamil dari Tim Ahli Nutricub seputar pemeriksaan kesuburan pada Ibu dan Suami.

Pemeriksaan kesuburan tidak terbatas hanya pemeriksaan pada pihak Ibu, namun juga diperlukan dari pihak Suami. Banyak yang beranggapan infertilitas adalah masalah bagi kaum Ibu, namun, sebanyak 35%-nya berasal dari peranan Suami. Satu dari tiga masalah ketidaksuburan merupakan masalah dari pihak pria, termasuk hal seperti jumlah sperma yang rendah. Karena itu, penting sekali untuk memeriksa ketidaksuburan Suami.2

Pada saat berkonsultasi mengenai masalah infertilitas kepada dokter, Ibu maupun Suami akan dikaji terlebih dahulu riwayat kesehatannya secara umum, termasuk riwayat pubertas, riwayat menstruasi, penyakit terdahulu, obat-obatan yang dikonsumsi, riwayat penggunaan kontrasepsi, kebiasaan sehari-hari seperti merokok, riwayat keluarga, keadaan lingkungan, pekerjaan dan aktivitas seks pada khususnya. Waktu yang tepat untuk melakukan seks juga perlu diperhatikan dengan memprediksi masa subur Ibu. 5,3,1

Did you know?

Setiap pasangan suami istri perlu memerhatikan konsumsi nutrisi selama proses mempersiapkan kehamilan agar meningkatkan kemungkinan Ibu untuk hamil. Ketahui selengkapnya di sini.

Pemeriksaan Fisik dan Alat Reproduksi

Setelah mengetahui riwayat kesehatan Ibu dan Suami, selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, akan dilakukan pemeriksaan pada testis Suami, epididimis, vas deferens, sprematic cord, penis serta pemeriksaan colok dubur untuk menilai tingkat prostat.3 Hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya varikokel (kelainan pembuluh vena pada testis) dan besarnya testis Suami.2 Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mengetahui kesehatan organ-organ tersebut.

Sedangkan di pihak Ibu, dapat dilakukan pemeriksaan alat reproduksi yang meliputi rahim, saluran indung telur, hingga ovarium untuk dapat memastikan apakah organ-organ tersebut bekerja secara baik untuk dapat menghasilkan pembuahan.1 Pap smear dilakukan untuk mendeteksi kanker leher rahim dan masalah lain pada leher rahim atau penyakit menular seksual yang aktif.1 Selanjutnya, diperlukan pemeriksaan penunjang pada pihak Ibu untuk mengetahui kesehatan saluran reproduksi bagian dalam, diantaranya adalah:

1. Hysterosalphingogram

Hysterosalpingogram  (HSG) adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar X untuk melihat ke dalam rahim, tuba falopi  dan daerah sekitarnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kesulitan hamil disebabkan oleh faktor saluran telur yang tersumbat.4 Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis adanya sumbatan pada saluran indung telur atau kerusakan pada rahim. Bila salah satu saluran indung telur terhalang akan segera terdeteksi pada x-ray. Pemeriksaan ini dapat dilakukan satu minggu setelah menstruasi.1

Selama pemeriksaan, cairan pewarna (bahan kontras) akan dimasukkan melalui tabung tipis melalui vagina ke dalam rahim. Gambar yang diambil (fluoroscopy) yaitu citra yang tertangkap pada saat cairan pewarna melewati rahim dan saluran telur. Dari gambar tersebut, akan diketahui masalah seputar organ kewanitaan, seperti cedera, struktur abnormal dari rahim atau saluran tuba, hingga penyumbatan yang akan menghambat pergerakan telur melwati saluran indung telur ke rahim. Penyumbatan tersebut juga bisa menghambat gerakan sperma ke dalam saluran indung telur dan bertemu dengan sel telur. Hysterosalpingogram  juga dapat menemukan masalah dalam rahim yang menghambat sel telur yang sudah dibuahi dan tertanam di dinding rahim. 4

2. USG transvaginal

Pemeriksaan USG transvaginal dapat dilakukan juga untuk memeriksa organ-organ pelvis  hingga folikel pada ovarium.

3. Laparoskopi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi organ-organ pelvis beserta potensi timbulnya masalah seperti endometriosis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukan alat khusus dari perut melalui sayatan kecil. Pemeriksaan ini tergolong invasif namun memiliki sedikit resiko.1

4. Histereskopi

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat organ reproduksi melalui leher rahim ke dalam rahim dengan sebuah teropong. Pemeriksaan histereskopi ini juga dapat mengambil contoh jaringan bila diperlukan.

Selain melakukan pemeriksaan ovulasi pada pihak Ibu, agar dapat hamil, Ibu perlu mencatat siklus ovulasi. Bila siklus tidak teratur, maka perlu dipastikan apakah Ibu mengalami ovulasi atau tidak. Pemeriksaannya dapat meliputi dengan mengecek hormon, baik dari urin maupun darah. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap pagi, karena, pada saat ovulasi,  suhu tubuh Ibu akan meningkat. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan kelenjar tiroid atau hormon lain untuk mengetahui penyebab tidak teraturnya ovulasi.

Masalah yang biasa terjadi pada pihak Suami adalah jumlah sperma yang rendah, pergerakan sperma yang buruk, bentuk yang tidak normal, atau saluran sperma yang terblok.5 Maka, perlu dilakukan analisis cairan sperma untuk mengukur berapa banyak jumlah sperma yang diproduksi pada Suami. Hal ini juga dapat menunjukkan jumlah dan kualitas dari sperma pada saat pemeriksaan.

Pemeriksaan ini merupakan kegiatan yang pertama kali dapat dilakukan untuk mencari tahu apabila Suami memiliki masalah kesuburan. Masalah pada semen atau sperma juga dapat mempengaruhi satu dari tiga pasangan yang kesulitan memiliki keturunan.

Pemeriksaan analisis semen dilakukan untuk menilai:

  • Volume dari semen pada satu kali ejakulasi
  • Menghitung waktu Liquefaction,yaitu waktu yang diperlukan semen untuk menjadi cair. Saat ejakulasi, cairan semen berbentuk gel yang kental, dan akan menjadi cair sekitar 20 menit setelah ejakulasi.
  • Menghitung jumlah sperma, bentuk, serta pergerakan sperma.
  • Menghitung tingkat keasaman, sel darah putih, dan level dari fruktosa (energi untuk sperma).
  • Mencari tanda infeksi dan variabel lain seperti level zinc pada cairan semen 2,3,6

Beberapa faktor yang dapat berkaitan dengan jumlah sperma yang rendah diantaranya:

  • Gejala orchitis,dan varikokel
  • Sindrom klinefelter
  • Terapi radiasi pada testis
  • Penyakit yang menyebabkan atropi dari testis (seperti benjolan atau gondongan).

Bila menghitung rendahnya sperma atau presentasi sperma yang tidak normal, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan diantaranya:

  • Perhitungan hormon (testosteron, luteinizing  hormon, follicle-stimulating hormone  (FSH), dan prolactin)
  • Biopsi testis.

Dengan melakukan pemeriksaan, dapat diketahui masalah apa yang membuat pasangan sulit hamil, hingga dapat diterapi sesuai dengan permasalahannya.

Baca Juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Rahim

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Pagano T. 2015.Fertility Test For Women.
  2. Pagano T.  2012.Fertility Test For Men.
  3. Rubenstein J. 2014.Male Infertility.
  4. Marshall  S, Penava DAP. 2014. Hysterosalpingogram.
  5. Marshall S, Olatunbosun F. 2014.
  6. Speroff L, Glass R, Kase N. Clinical gynecologic endocrinology and infertility, 7th edition, 2005
Artikel Terkait