Reviewer : dr. Bram Pradipta, Sp.OG
Penggunaan obat batuk dan flu yang berlebihan tanpa disertai pengawasan dan rekomendasi tenaga kesehatan dapat membahayakan baik Mama dan si Kecil. Karena adanya efek samping yang beragam dari masing-masing obat.
Kita seringkali menganggap flu dan batuk adalah penyakit sehari-hari yang ringan, dan cukup diobati dengan obat-obatan yang dijual bebas di toko (Over The Counter Medicine/OTC). Namun, kondisi tersebut akan berubah 180 derajat bila flu diderita oleh Mama yang sedang hamil. Di artikel ini, Tim Ahli Nutriclub akan membantu Mama seputar memilih obat batuk dan flu untuk ibu hamil.
Gejala Flu dan Batuk pada Mama Hamil
Flu biasanya ditandai dengan keluhan batuk, hidung tersumbat, ingus, bersin dan nyeri tenggorokan yang disebabkan oleh penyakit saluran napas atas. Seringkali, flu yang diakibatkan oleh virus dapat sembuh dengan sendirinya, meskipun terkadang bisa memburuk, dan menjadi infeksi bakteri yang serius. Karena dapat sembuh dengan sendirinya, biasanya obat-obatan yang digunakan adalah untuk mengurangi keluhan dari gejala flu. Saat gejala flu memburuk, sebelum mengunjungi dokter, kita terlebih dahulu menggunakan obat-obat yang dijual bebas di toko (OTC). Namun, Mama harus berhati-hati karena umumnya obat-obatan OTC terdiri dari campuran beberapa macam zat dan dikhawatirkan memiliki efek samping dari interaksi obat yang tidak terjadi pada orang normal, namun terjadi pada saat kehamilan.Jadi, penggunaan obat tunggal pada Mama hamil lebih disarankan dibandingkan obat campuran. Beberapa keluhan flu dan batuk pada kehamilan yang sering dialami adalah seperti berikut:
1. Nyeri
Obat jenis analgesik dapat diberikan untuk mengatasi nyeri pada saat kehamilan. Analgesik yang telah banyak diteliti keamanan dan digunakan secara luas adalah jenis asetaminofen dan parasetamol. Penelitian skala besar terhadap penggunaan analgesik pun telah dilakukan dan tidak ditemukan adanya kecacatan berat pada janin, sehingga obat batuk dan flu untuk ibu hamil ini tidak berhubungan dengan situasi setelah melahirkan.
Pada jenis obat analgesik NSAID, selain jenis indometachin, tidak ditemukan adanya peningkatan risiko keguguran spontan. Sedangkan untuk analgesik jenis asam asetilsalisilat/aspirin tidak disarankan untuk digunakan bagi mereka yang berada di trimester terakhir atau lebih dari 30 minggu kehamilan, karena adanya risiko komplikasi kelahiran dan efek samping pada bayi. Penggunaan ibuprofen juga tidak disarankan selama masa kehamilan.
Did you know?
”Flu disebabkan oleh virus, dimana infeksi virus bersifat "self-limiting" sehingga Mama bisa sembuh sendiri selama daya tahan tubuh Mama terjaga optimal. Ketahui selengkapnya di sini.“
2. Hidung tersumbat
Pemberian uap atau spray air dengan kandungan Nacl 0.9% saat ini sedang digemari Mama untuk mengurangi gejala hidung tersumbat karena tidak adanya efek samping. Obat pilihan lain yang sering digunakan dan cukup aman dipertimbangkan adalah golongan dekongestan inhalasi, seperti xylometazoline dan oxymetazoline. Sedangkan, obat jenis pseudoephedrine merupakan salah satu pilihan obat dalam bentuk oral. Namun, penggunaanya harus dipertimbangkan saat trimester pertama kehamilan karena dapat meningkatkan risiko kelainan anatomi pada janin.
3. Anti histamin
Golongan obat ini paling sering diberikan pada penderita flu. Namun obat batuk dan flu untuk ibu hamil yang sering diberikan pada ibu hamil adalah obat golongan yang memiliki efek samping menyebabkan kantuk, yaitu diphenhydramine, chlorpheniramine, cyproheptadine, dexchlorpheniramine, doxylamine, pheniramine dan promethazine.
4. Batuk
Obat batuk yang sering digunakan terdiri dari dua macam, penekan batuk dan pengencer dahak. Untuk menekan batuk, biasanya dipilih golongan dextromethorphan. Penelitian pada manusia tidak menemukan data yang menunjukkan efek samping obat ini. Namun, penelitian pada hewan (ayam), sempat ditemukan adanya kecacatan pada embrio yang terpapar. Kemudian, untuk pengencer dahak, biasanya menggunakan golongan guaifenesin dan bromhexin yang penggunaanya tidak meningkatkan risiko kecacatan, meskipun ada data penelitian lain yang menghubungkan obat golongan guaifenesin dengan gejala defek sistem saraf pusat. Jadi, saat memilih obat batuk dan flu untuk ibu hamil, pertimbangkan hal ini terlebih dahulu.
5. Nyeri tenggorokan
Keluhan ini dapat diatasi dengan obat anti-nyeri atau antiseptik seperti permen hisap, meminum air madu dan lemon, atau menggunakan air garam untuk berkumur. Namun, hindari berkumur dengan air yang mengandung iodin, karena seringkali menimbulkan gangguan tiroid pada Mama.
Kurang dilakukannya penelitian pada obat batuk dan flu untuk ibu hamil diakibatkan karena masalah etika yang menyebabkan sedikitnya data tentang efek masing-masing obat tersebut pada Mama dan janin. Bila diperlukan, Mama harus segera berkonsultasi dengan dokter karena masing-masing jenis obat memiliki batas keamanannya sendiri dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan Mama dan si Kecil dalam kandungan.
Yang jelas, pastikan untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kebersihan dan kesehatan serta lewat asupan yang bergizi dan sehat. Bila tertarik, Mama dapat mengonsumsi Lactamil Pregnasis yang dirancang dengan kandungan formula ACTIDuobio+ yang di dalamnya ada: asam folat yang tinggi, serat pangan inulin, lemak yang rendah, omega-6, vitamin D dan kalsium, serta zat besi. Dapatkan produk ini dalam tiga varian, yakni vanila, cokelat, dan stroberi, di apotek maupun toko terdekat di wilayah Mama!
Selain itu, jangan lupa untuk konsultasi ke Nutriclub Expert Advisor yang bakal mendukung perjalanan luar biasa Mama dan Papa sebagai orang tua. Menarik 'kan?