Timbulnya penyakit tentu menimbulkan kekhawatiran bagi Ibu, apalagi jika ini terjadi di masa kehamilan. Bila Ibu mengalami penyakit tertentu saat menjalani kehamilan, seperti HPV atau Human Papilloma Virus, pada kenyataannya ini akan terkait juga dengan kesehatan janin.
Human Papilloma Virus (HPV)
Dari ratusan jenis HPV, ada empat tipe HPV yang biasanya menginfeksi manusia, yaitu:
- Tipe 6 dan 11 yang menyebabkan muncul kutil pada alat kelamin pada pria maupun wanita, serta kanker pada penis (jenis risiko rendah).
- Tipe 16 dan 18 yang menyebabkan kanker serviks (leher rahim) dan kanker vulva pada wanita (jenis risiko tinggi).
Cara penularan virus ini adalah melalui beragam bentuk kontak seksual maupun non-seksual seperti dari pakaian dalam atau handuk yang tidak bersih dan dipakai bergantian. Sebenarnya sistem kekebalan tubuh mampu melawan HPV. Namun, ketika kondisi imunitas menurun, maka HPV akan menyerang dan menimbulkan penyakit.
Did you know?
”Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit tertentu. Pemberian vaksin sebaiknya dilengkapi sebelum Ibu menjalani masa kehamilan. Ketahui selengkapnya di sini.“
Gejala HPV
Seseorang dapat terinfeksi selama beberapa tahun sebelum kutil kelamin timbul. Saat muncul, kutil kelamin dapat berbentuk luka yang datar, kecil, berbentuk seperti kembang kol atau tonjolan batang kecil.
Pada wanita, kutil kelamin paling sering muncul pada vulva, tetapi bisa juga terdapat di vagina, leher rahim, atau anus. Pada pria, kutil kelamin bisa timbul di penis dan skrotum atau sekitar anus. Meski begitu, kutil kelamin jarang menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Sedangkan wanita yang terinfeksi jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks biasanya tidak mengalami tanda atau gejala tertentu.
Pengaruh terhadap Peluang Hamil
Karena kutil kelamin umumnya terletak di luar vagina dan rahim, maka tidak berpengaruh terhadap peluang Ibu untuk mengandung. Jadi, seorang Ibu yang mengidap kutil kelamin masih diperbolehkan untuk mempunyai anak. Ibu yang didiagnosa kanker serviks pada stadium awal masih memungkinkan untuk hamil, karena terapi yang dilakukan hanya pengangkatan mulut rahim (cone biopsy) sehingga rahim dan indung telurnya masih ada dan berfungsi dengan baik.
Meski demikian, diperlukan pengawasan ketat dari dokter kandungan. Sedangkan pada Ibu yang memiliki kanker serviks dan tengah menjalani pengangkatan rahim dan radioterapi, kemungkinan untuk hamil sangat kecil.
Pencegahan HPV
Karena umumnya HPV ditularkan melalui kontak seksual, maka langkah pencegahan yang harus dilakukan adalah melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman, serta tidak berganti-ganti pasangan. Vaksin sangat efektif bagi wanita yang belum pernah terkena infeksi HPV. Sedangkan bagi mereka yang sudah terkena infeksi HPV, maka efektifitasnya berkurang. Untuk wanita yang sedang hamil, maka ia baru boleh divaksinasi setelah bayinya lahir.
Perlu diingat bahwa wanita yang sudah divaksinasi bukan berarti sama sekali akan terbebas dari kanker serviks, karena masih dapat terkena tipe lain dari virus lainnya yang tidak diproteksi oleh vaksin. Pemberian vaksinasi tidak berarti bahwa seorang wanita tidak perlu untuk melakukan tes Pap smear secara rutin sebagai pencegahan sekunder dalam mendeteksi perubahan pre-kanker pada serviks yang dapat menyebabkan kanker. Jaga kondisi kesehatan Ibu di masa kehamilan dengan melakukan pemeriksaan teratur, olahraga ringan dan konsumsi makanan bernutrisi. Klik di sini untuk informasi penting seputar nutrisi ibu hamil.