Menurut riset, tiga dari empat Ibu hamil memang akan mengalami mual dan muntah sepanjang kehamilannya. Mual dan muntah ini seringkali terjadi pada trimester pertama. Membuat Ibu kesulitan memenuhi asupan nutrisi karena bahkan untuk memasukkan makanan dalam mulut pun Ibu tak sanggup. Padahal, justru di awal kehamilan inilah Ibu membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk menyokong kehamilan.
Mual terjadi karena hormone estrogen dan hormone Human Chorionic Gonadotropin Ibu meningkat selama hamil. Hormon ini merangsang dinding lambung dan timbul mual. Saluran cerna juga terdesak oleh pertumbuhan janin sehingga asam lambung juga naik.
Meski mengganggu, ternyata mual baik untuk kesehatan janin lho. Mual adalah reaksi alami tubuh untuk mencegah zat-zat negatif masuk ke dalam dan mengganggu perkembangan janin. Mual dan muntah juga mendorong keluarnya zat berbahaya seperti nikotin, alkohol dan bakteri yang sudah terlanjur masuk. Bahkan, menurut beberapa penelitian, Ibu yang mengalami mual akan terhindar dari resiko keguguran, lebih tinggi dibanding Ibu yang tidak mual sama sekali.
Kapan Ibu Perlu Obat Mual?
Walau terkesan baik, mual dalam kehamilan juga harus dicegah. Terutama jika mual dan muntah membuat Ibu sama sekali tidak mau makan dan tidak mampu mencerna nutrisi penting. Kondisi ini dinamakan hiperemesis gravidarum dan beresiko membuat Ibu kekurangan cairan hingga mengalami gangguan elektrolit yang membahayakan janin.
Penggunaan obat anti mual cukup disarankan. Asalkan sudah konsultasikan dulu dengan dsog, karena ada banyak merk dan varian obat anti mual dan muntah dengan dosis yang berbeda-beda, dan kurangi penggunaannya jika mual sudah berkurang.
Cegah mual dan muntah dengan menghindari makanan dan aroma yang dapat memicu rasa mual. Biasakan makan dengan porsi sedikit namun sering dibanding makan dengan porsi besar secara langsung.