Loading...
penuhi-kebutuhan-zat-besi-ibu-hamil_large
Untuk Mama

Penuhi Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil

Disusun oleh: Tim Penulis

Diterbitkan: 15 Januari 2020


  • Kebutuhan Nutrizi Zat Besi Ibu Hamil
  • Tanda dan Gejala Zat Besi pada Ibu Hamil

Reviewer: dr. Bram Pradipta, Sp.OG

Pentingnya zat besi sering kali dilupakan oleh ibu hamil. Padahal, dengan asupan suplemen zat besi yang tepat, anemia defisiensi besi dan risiko saat persalinan (termasuk perdarahan paska persalinan) akan semakin berkurang. Masa depan generasi muda di masa mendatang pun akan jadi lebih baik.

Kebutuhan Nutrizi Zat Besi Ibu Hamil

Memilih kandungan nutrisi di dalam makanan yang baik untuk si Kecil merupakan salah satu hal yang paling sering diperhatikan oleh ibu hamil. Mineral adalah nutrisi yang tidak boleh lupa dikonsumsi oleh Ibu. Salah satu mineral yang penting untuk Ibu adalah zat besi. Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah (eritrosit) yang dibuat di sumsum tulang belakang, dan menghasilkan hemoglobin, yakni protein di sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Kekurangan zat besi merupakan salah satu gejala defisiensi nutrisi yang paling sering terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan hemoglobin, yang disebut dengan anemia.1 Data WHO tahun 1993-2005 menunjukkan bahwa 48,2% wanita hamil di Asia Tenggara mengalami anemia. Pada ibu hamil, kebutuhan zat besi meningkat hingga 2-3 kali lipat karena meningkatnya volume darah hingga mencapai 35%. Kebutuhan zat besi juga meningkat untuk pertumbuhan bayi, plasenta, dan lainnya. Meski penyerapan zat besi meningkat selama masa kehamilan, kebanyakan ibu hamil tidak mengonsumsi suplemen zat besi yang dapat memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut, terutama pada trimester dua dan ketiga.

Defisiensi zat besi dapat membahayakan kondisi Ibu, karena gejala tersebut akan memengaruhi fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi, menurunkan kualitas hidup, berisiko menyebabkan gangguan mental dan emosi setelah melahirkan, serta meningkatkan risiko perdarahan ketika melahirkan.  Anemia defisiensi besi pada wanita hamil trimester pertama dan kedua dapat membahayakan janin, karena meningkatkan risiko lahir prematur (sebelum waktunya) sebesar dua kali lipat, dan risiko bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) sebesar tiga kali lipat. Penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa pemberian suplemen zat besi dan asam folat ternyata dapat menurunkan BBLR dari 50% menjadi 7%.

Konsentrasi zat besi yang rendah pada si Kecil yang baru lahir dapat bertahan hingga 1 tahun dan menimbulkan terjadinya anemia defisiensi besi pada si Kecil. Zat besi berperan penting untuk metabolisme dan fungsi saraf, sehingga defisiensi besi dapat mengakibatkan gangguan pada psikomotor atau mental, emosi, serta perilaku si Kecil.  Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anemia defisiensi besi pada si Kecil bisa memengaruhi perkembangan mental dan mengganggu kapasitas belajarnya di masa depan.

Tanda dan Gejala Zat Besi pada Ibu Hamil

Wanita hamil yang kekurangan zat besi memiliki beberapa tanda dan gejala sebagai berikut:

  1. Gampang lemas, letih, dan lesu
  2. Mudah lelah, terutama saat melakukan aktivitas
  3. Sering merasa pusing
  4. Muka terlihat pucat
  5. Rambut kering, mudah patah, dan tipis
  6. Sesak napas, berdebar-debar

Diagnosis pasti anemia dilakukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium, dengan nilai hemoglobin yang lebih rendah dari 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5g/dl pada trimester kedua. Pada kehamilan trimester pertama, Ibu setidaknya membutuhkan suplemen zat besi dengan dosis yang rendah (30mg/hari). Jika tidak menggunakan suplemen, makanan yang mengandung zat besi sebenarnya cukup mudah didapatkan, yaitu: sayur-sayuran berwarna hijau, seperti bayam, sawi, dan kangkung; kacang-kacangan, seperti kacang hijau dan kacang polong; sumber hewani, seperti daging merah segar, telur, ayam, dan ikan-ikanan; susu; tomat; kentang; dan sereal.

Salah satu makanan yang mengandung zat besi paling tinggi adalah hati ayam dan kacang-kacangan. Suplemen zat besi dibutuhkan jika kebutuhan Ibu tidak dapat terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi. Dosis yang direkomendasikan untuk defisiensi besi adalah 100-200mg/hari. Ibu tidak disarankan untuk mengonsumsi zat besi dengan dosis yang terlalu tinggi, karena dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping.

Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi. Sehingga, Ibu disarankan untuk makan makanan yang kaya akan zat besi dengan makanan dengan kandungan vitamin C, seperti jeruk. Suplemen sebaiknya diminum saat perut kosong, satu jam sebelum makan. Lebih baik lagi, kombinasikan suplemen zat besi dengan sumber vitamin C (seperti jus jeruk) untuk meningkatkan penyerapannya. Ketika Ibu sedang mengonsumsi zat besi, hindari minuman atau makanan yang mengandung teh atau kopi, karena kedua zat tersebut dapat mengurangi proses penyerapan zat besi.

Baca Juga: Manfaat Seng selama Hamil bagi Masa Depan Anak

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Mama
  1. Centers for Disease Control and Prevention. Recommendations to Prevent and Control Iron Deficiency in the United States; 1998. https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00051880.htm.
  2. De Benoist B et al., eds. Worldwide Prevalence of Anaemia 1993-2005. WHO Global Database on Anaemia Geneva, World Health Organization; 2008. http://www.who.int/vmnis/anaemia/prevalence/summary/anaemia_data_status_t2/en/.
  3. World Health Organization. Daily Iron and Folic Acid Supplementation During Pregnancy. http://www.who.int/elena/titles/guidance_summaries/daily_iron_pregnancy/en/
  4. Abu-Ouf NM, Jan MM. The Impact of Maternal Iron Deficiency and Iron Deficiency Anemia on Child's Health. Saudi Med J. 2015; 36(2): 146-9.
  5. Pavord S, Myers B, Robinson S, Allard S, Strong J, Oppenheimer C. UK guidelines on the management of iron deficiency in pregnancy. British Journal of Haematology. 2012; 156(5): 588-600.
  6. Vitari FE. The Consequences of Iron Deficiency and Anaemia in Pregnancy on Maternal Health, the Foetus and the Infant.
Artikel Terkait