Keputihan di masa kehamilan yang disebabkan oleh infeksi parasit, bakteri, jamur atau kuman, dapat membahayakan kesehatan janin.
Keputihan karena Infeksi di Masa Kehamilan
Keputihan yang berbahaya bagi kesehatan Ibu dan janin adalah keputihan yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur dan parasit, juga infeksi kelamin.
Berbeda dengan keputihan biasa yang cairannya jernih, keputihan karena infeksi cairannya berwarna dan berbau. Keputihan karena infeksi menyebabkan rasa nyeri pada area kewanitaan, menyebabkan rasa gatal dan terdapat adanya kemungkinan penyakit pada kandungan atau saluran kemih Ibu.
Did you know?
”Keputihan yang terjadi pada masa kehamilan dapat disebut normal bila cairan yang keluar dari vagina berwarna putih jernih, konsistensi seperti lendir (encer-kental), tidak menyebabkan gatal, tidak berbau, dan tidak menimbulkan nyeri atau rasa sakit berlebihan pada vagina. Ketahui selengkapnya di sini.“
Penyebab dan Gejala Keputihan Saat Hamil
Penyebab Keputihan saat Hamil
Agar keputihan yang disebabkan infeksi ini tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan Ibu dan janin, sebaiknya Ibu mengenal penyebab dan gejalanya.
Penyebab keputihan karena infeksi:
- Penggunaan panty-liner yang tidak sering diganti.
- Pakaian dalam tidak dicuci bersih.
- Pada saat buang air besar, pembilasan dilakukan dari arah anus ke depan vagina.
- Bertukar pakaian dalam atau handuk dengan orang lain.
- Sering berganti pasangan untuk berhubungan seks.
- Tinggal dilingkungan dengan sanitasi yang kurang bersih.
- Menderita diabetes.
- Terdapat tumor yang dapat berupa tumor jinak, seperti polip, mioma uteri, kista atau dapat berupa tumor ganas (kanker serviks).
- Iritasi dari benda asing yang dapat disebabkan oleh iritasi khemis/ iritasi vagina atau karena adanya benda asing seperti tampon, pesarium atau IUD.
Gejala keputihan karena infeksi:
- Cairan yang keluar berwana hijau, kuning pekat atau kecoklatan, keruh, kental atau terlalu encer.
- Pada beberapa kasus, cairan keputihan keluar disertai dengan darah.
- Berbau tidak sedap.
- Terasa gatal dan panas yang berlebihan.
- Rasa sakit ketika buang air kecil.
- Terdapat luka di areavaginadan lubang vagina terasa nyeri bila ditekan.
- Nyeri pinggul, perut terasa sakit, terutama bila ditekan.
Beberapa gejala lain yang secara ekstrim mungkin terjadi karena penularan yang membawa jamur, virus, bakteri, dan parasit. Dalam beberapa kasus, gejala keputihan karena infeksi ini dapat diakibatkan juga oleh adanya kista dan miom pada kandungan.
Cara Mengatasi Keputihan saat Hamil
Penanganan Keputihan Saat Hamil
Penanganan pencegahan dan tindakan pertama yang dapat Ibu lakukan bila terdapat gejala-gejala keputihan karena infeksi, antara lain:
- Menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan setelah mengganti pakaian dalam maupun sesudah melepas pembalut.
- Bersihkan vagina dengan cairan pembersih yang alami, bebas sabun, dan memiliki kadar pH normal, bersihkan hanya pada area luar vagina dan keringkan dengan handuk bersih.
- Selama kehamilan Ibu akan sering buang air kecil yang membuat pakaian dalam menjadi cepat lembab. Gantilah pakaian dalam sesering mungkin.
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun yang lembut dengan ukuran yang sesuai.
- Kompres dengan es untuk meringankan rasa gatal di daerah vagina dan jangan menggaruknya.
- Hindari berhubungan seks selama keputihan berlangsung dan periksakan kesehatan alat kelamin Ibu juga suami untuk menghindari penularan ulang.
- Berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan bila gejala terasa semakin mengganggu untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
Keputihan Karena Infeksi dan Pengaruhnya Pada Janin
Selama masih berada dalam kandungan, janin terlindungi selaput dan air ketuban yang steril, sehingga tidak ada efek langsung infeksi vagina yang berdampak pada janin.
Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi kemungkinan bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut. Berikut ini beberapa jenis penyebab infeksi pada vagina dan akibatnya pada janin:
- Bakteri Chlamydia dapat menyebabkan keguguran hingga persalinan sebelum waktunya.
- Infeksi virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis).
- Infeksi jamur kandida sp dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi.
- Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian.
- Infeksi bakteri Neisserea Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan.
Cegah penularan penyakit akibat infeksi pada vagina, dengan menjaga kebersihan dan jangan meremehkan gejala keputihan karena infeksi, Ibu harus memeriksakan pada dokter kondisi tersebut. Kurangi risiko terjadinya gangguan di masa kehamilan, dengan memenuhi kebutuhan nutrisi harian Ibu.