Expert Review: dr. Ricky Susanto, M.Kes., SpOG
Seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat secara umum, kini fenomena obesitas semakin meningkat. Obesitas bisa berdampak buruk bagi kehamilan Ibu, namun beruntung Ibu bisa mewaspadai terjadinya obesitas dengan pola makan yang sehat.
Perubahan Berat Badan saat Hamil
Kehamilan menjadi salah satu penyebab alami dan biologis terjadinya perubahan berat badan. Kehamilan sering diidentikkan dengan penambahan berat badan atau menjadi gemuk. Penambahan berat badan Ibu saat hamil memang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin. Sayangnya, kondisi obesitas seringkali sudah dialami ibu bahkan sejak sebelum proses kehamilan dimulai. Ada pula yang mengalami penambahan berat badan berlebih selama proses kehamilan berlangsung.
Berat badan berlebih atau obesitas bisa diukur dengan cara menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). Nilai normal IMT adalah 18,5-24,9 kg/m2, sedangkan IMT 25-29,9 kg/m2 dikatakan berat badan berlebih dan IMT ≥30 dikatakan obesitas.
Secara umum, obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit seperti diabetes mellitus atau kencing manis, jantung koroner, hipertensi atau darah tinggi dan stroke. Secara khusus, obesitas dalam proses kehamilan ternyata memiliki berbagai dampak yang merugikan, baik pada Ibu maupun janin.
Did you know?
”Selain harus cermat terhadap makanan dan minuman Ibu selama masa kehamilan, Ibu sebaiknya memerhatikan kenaikan berat badan Ibu. Ketahui selengkapnya di sini.“
Dampak Obesitas pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas memiliki risiko alami komplikasi kehamilan yang lebih tinggi dibandingkan Ibu hamil dengan IMT normal. Komplikasi kehamilan tersebut antara lain:
- Diabetes Mellitus Gestasional
- Hipertensi
- Preeklampsi (hipertensi pada kehamilan yang disertai proteinuria atau terdapatnya protein di air seni)
- Persalinan secara sesar
- Berat badan cenderung tetap berlebih pasca melahirkan
- Trombosis atau penyumbatan pembuluh darah
- Kehamilan postmatur
- Keguguran
Berat badan yang berlebih selama kehamilan bisa membuat Ibu cenderung sulit menurunkan berat badan pascamelahirkan. Salah satu faktor yang membuat berat badan Ibu sulit turun pasca melahirkan adalah Diabetes Mellitus Gestasional yang berhubungan dengan resistensi insulin yang terus menerus dan pada akhirnya berujung pada obesitas jangka panjang.
Selain itu, kelebihan berat badan juga membuat kemungkinan komplikasi dalam proses persalinan, operasi atau pasca operasi meningkat. Komplikasi dalam operasi dan pascaoperasi yang mungkin terjadi antara lain perdarahan yang berlebihan, durasi operasi lebih dari 2 jam, infeksi luka operasi, luka operasi terbuka dan endometritis (radang endometrium). Tak hanya itu, ternyata Ibu dengan berat badan lebih jarang memulai dan mempertahankan pemberian ASI. Sehingga, sangat disarankan untuk menjaga berat badan sebelum hamil dengan memerhatikan asupan nutrisi dan olahraga teratur.
Dampak Obesitas pada Janin
Janin pada Ibu hamil dengan berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi berupa:
- Prematuritas
- Lahir mati
- Kelainan bawaan (seperti: defek tabung neural, kelainan jantung bawaan, sumbing pada bibir atau langit-langit mulut)
- Makrosomia (berat badan lahir >4500g) dengan kemungkinan cedera saat proses persalinan (misalnya karena distosia bahu)
- Nilai APGAR yang rendah saat lahir
- Obesitas pada masa kanak-kanak dan remaja
Ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas sangat mungkin melahirkan anak dengan kelainan bawaan. Kelainan bawaan anak memang bisa dideteksi sejak awal, saat anak masih di dalam kandungan. Sayangnya kondisi obesitas membuat keberhasilan USG untuk mendeteksi kelainan bawaan tersebut menurun. Lebih jauh ke depan, kondisi Ibu hamil yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berhubungan dengan anak yang juga akan mengalami berat badan lebih (large-for-gestational-age). Anak-anak ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami obesitas pada masa kanak-kanak dan remaja.
Pemeriksaan dan konsultasi sebelum kehamilan sangat dianjurkan pada Ibu hamil yang mengalami obesitas. Ibu akan disarankan menjalani program penurunan berat badan berupa diet, olahraga dan modifikasi gaya hidup sebelum merencanakan kehamilan. Sebisa mungkin miliki berat badan dengan IMT normal sebelum hamil.
Ukurlah berat badan dan tinggi badan Ibu hamil pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Hal ini untuk memperoleh perhitungan IMT yang tepat sehingga Ibu hamil bisa mengetahui rekomendasi penambahan berat badan dan asupan nutrisi yang disarankan selama proses kehamilannya.
Panduan IOM (Institute of Medicine) tahun 2009 merekomendasikan penambahan berat badan total selama kehamilan sebanyak 6,8-11,3 kg untuk Ibu dengan berat badan berlebih (IMT 25-29,9 kg/m2) dan 5,0-9,1 kg untuk Ibu dengan obesitas (IMT ≥30 kg/m2).
Rekomendasi ini sedikit berbeda apabila Ibu hamil mengandung janin kembar yakni menjadi sebanyak 14,1-22,7 kg untuk Ibu dengan berat badan berlebih dan 11,3-19,1 kg untuk Ibu dengan obesitas. Tujuan rekomendasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas yang lebih baik bagi Ibu hamil maupun janin yang dikandung.
Ibu hamil yang obesitas mungkin akan memerlukan pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi Diabetes Mellitus Gestasional (biasanya dilakukan saat usia kehamilan antara 24-28 minggu), pemeriksaan ekokardiografi fetal untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan jantung bawaan (saat usia kehamilan 20-22 minggu), dan pemeriksaan USG yang lebih lambat dari biasanya (saat usia kehamilan 20-22 minggu, bukan di usia kehamilan 18-20 minggu) karena obesitas bisa mempengaruhi efektivitas pemeriksaan USG.
Observasi yang tepat sangat diperlukan untuk menurunkan berat badan ibu, sebab penurunan berat badan yang terlalu cepat dapat memengaruhi perkembangan janin.
Namun apabila Ibu dengan berat badan berlebih atau obesitas kemudian hamil, tidak perlu berkecil hati dan sebaiknya tidak mencoba menurunkan berat badan selama kehamilan berlangsung. Lakukanlah pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal kunjungan yang disarankan, makanlah makanan yang sehat dan seimbang serta lakukanlah aktivitas fisik secara untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin.
Baca Juga: Mencegah Risiko Hipertensi Dalam Kehamilan