Reviewer : dr. Merry Dame Cristy Pane
Tidak hanya gaya hidup yang tidak sehat, penyakit tertentu juga bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kelahiran prematur. Yuk, ketahui apa saja penyakit selama kehamilan yang bisa menyebabkan kelahiran prematur, agar dapat diwaspadai.
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia berada di urutan kelima dalam daftar negara dengan jumlah kelahiran prematur terbanyak di dunia.
Penyebabnya beragam, mulai dari faktor lingkungan dan gaya hidup, kelainan genetik pada janin, cedera, hingga penyakit yang diderita oleh ibu hamil.
Penyakit yang Menyebabkan Kelahiran Prematur
Berikut ini adalah beberapa penyakit selama kehamilan yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur:
1. Penyakit infeksi
Infeksi yang terjadi selama kehamilan merupakan salah satu faktor yang paling sering menyebabkan kelahiran prematur. Contohnya infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi pada vagina dan saluran reproduksi.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa infeksi saluran kemih dan infeksi pada vagina selama kehamilan dapat melemahkan selaput ketuban dan memicu kontraksi dinding rahim. Lemahnya lapisan ketuban dan meningkatnya kontraksi bisa memicu terjadinya kelahiran prematur.
Tanda dan keluhan yang bisa dialami oleh ibu yang hamil yang mengalami infeksi pada vagina dan saluran reproduksi adalah munculnya keputihan yang berwarna kuning, kehijauan, putih seperti pecahan keju, dan munculnya rasa gatal dan tidak nyaman pada vagina.
2. Penyakit pada gigi dan gusi
Salah satu penyakit pada gigi dan gusi yang sering dikaitkan dengan kelahiran prematur adalah periodontitis. Periodontitis merupakan infeksi pada gigi dan gusi yang menyebabkan rusaknya jaringan lunak dan tulang penyangga gigi.
Saat ibu hamil mengalami periodontitis, penyebaran bakteri serta reaksi sistem kekebalan tubuh bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah atau lahir prematur.
3. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan adanya protein dalam urine ibu hamil. Penyebabnya belum bisa dipastikan, tetapi sering dikaitkan dengan gangguan pada plasenta atau ari-ari.
Salah satu komplikasi yang sering terjadi ketika ibu hamil mengalami preeklamsia adalah kelahiran bayi prematur. Hal ini karena preeklamsia mengakibatkan pasokan darah dan nutrisi ke janin tergganggu, sehingga pertumbuhan janin dapat terhambat dan risiko terjadinya kelahiran prematur akan lebih besar.
4. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama kehamilan. Bila tidak ditangani, kadar gula darah yang tinggi bisa memicu terjadinya kelahiran prematur dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada ibu hamil maupun janin.
Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin agar kadar gula darahnya tetap terkendali. Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi yang bisa membahayakan ibu hamil dan janin juga akan berkurang.
5. Malnutrisi
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang kekurangan nutrisi (malnutrisi) berisiko tinggi mengalami kelahiran prematur. Ini disebabkan oleh asupan nutrisi yang diserap wanita hamil akan memengaruhi pertumbuhan janin. Dampaknya, apabila wanita hamil mengalami malnutrisi, maka janin juga akan kekurangan asupan nutrisi, dan berisiko terlahir prematur.
Selain kelima penyakit di atas, ada juga gangguan kesehatan lain pada ibu hamil yang dapat memicu kelahiran prematur, yaitu obesitas dan gangguan pembekuan darah.
Tips Mencegah Kelahiran Prematur
Bayi yang lahir prematur dapat mengalami beragam masalah kesehatan dan gangguan tumbuh kembang. Oleh karena itu, kelahiran prematur sebisa mungkin harus dicegah. Untuk menurunkan risiko terjadinya kelahiran prematur, ibu hamil dapat melakukan beberapa cara berikut ini:
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin akan membantu dokter untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin. Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan rutin, tanda-tanda adanya gangguan kehamilan dapat diketahui sejak awal dan penanganan bisa segera diberikan.
Mengonsumsi makanan bergizi
Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan ibu hamil dan janin. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda, seperti ikan, bijibijian, dan kacang-kacangan, dapat mengurangi risiko terjadinya kelahiran prematur.
Menghindari paparan bahan kimia berbahaya
Ibu hamil memang sangat dianjurkan untuk menghindari paparan asap rokok, membatasi konsumsi alkohol, dan tidak mengonsumsi narkoba. Hal ini karena berbagai kebiasaan tidak sehat tersebut juga berkontribusi terhadap kelahiran prematur.
Penyakit selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur bila tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, lakukanlah pemeriksaan kehamilan secara berkala ke dokter kandungan. Semakin cepat penyakit tersebut diketahui dan ditangani, risiko terjadinya kelahiran prematur juga akan semakin rendah.